Sabtu, 30 April 2011

HAKIKAT PENELITIAN


A.  HAKIKAT PENELITIAN
Secara teoritis ada beberapa permasalahan yang sering berkaitan dengan hakikat penelitian, diantara hakikat penelitian dimaksud adalah sebagai berikut ini.
Apakah penelitian itu? Apakah sumber-sember ilmu pengetahuan? Bagaimanakah membedakan antara tipe-tipe penelitian yang ada?
1.     Apakah Penelitian Itu ?
Pertanyaan itu adalah pertanyaan hakiki yang berkaitan dengan dasar filosofis yang berkaitan erat dengan ontologi suatu penelitian yang menjawab tentang pertanyaan What is real? Atau apakah realitas dari penelitian? Untuk memperoleh jawaban tersebut, alangkah baiknya jika seorang peneliti mencari masalah yang berkaitan dengan realitas penelitian yang biasanya dijabarkan dalam bahasan penelitian. Penelitian yang akan kita bahas ini adalah penelitian kuantitatif yang memiliki dasar positives dan banyak diterapkan dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan clam, sosial, ekonomi, dan pendidikan. Adapun ciri-ciri penelitian yang memiliki dasar positives, di antaranya adalah sebagai berikut.
a.    Menekankan objektivitas secara universal dan tidak dipengaruhi oleh ruang dan waktu.
b.    Menginterpretasi variabel yang ada melalui peraturan kuantitas atau angka.
c.    Memisahkan antara peneliti dengan objek yang hendak diteliti. Membuat jarak antara peneliti dan yang diteliti, dimaksudkan agar tidak ada pengaruh atau kontaminasi terhadap variabel yang hendak diteliti.
d.    Menekankan penggunaan metode statistik untuk mencari jawaban per­masalahan yang hendak diteliti.

Bila diperhatikan secara lebih cermat, dalam mencari batasan tentang apakah penelitian itu maka akan diperoleh bahwa setiap pakar akan memberikan jawaban yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut di antaranya dipengaruhi oleh adanya faktor yang melatarbelakangi seorang peneliti di samping juga faktor pengalaman yang telah dimiliki dalam hidup seorang peneliti. Mengenai beberapa macam batasan penelitian, berikut akan diberikan beberapa contoh tentang macam-macam batasan penelitian.
Penelitian tidak lain adalah art and science guna mencari jawaban terhadap suatu permasalahan (Yoseph dan Yoseph, 1979). Karena seni dan ilmiah maka penelitian juga akan memberikan ruang-ruang yang akan mengakomodasi adanya perbedaan tentang apa yang dimaksud dengan penelitian.
Penelitian dapat pula diartikan sebagai cara pengamatan atau inkuiri dan mempunyai tujuan untuk mencari jawaban permasalahan atau proses penemuan, baik itu discovery. maupun invention. Discovery diartikan hasil temuan yang memang sebetulnya sudah ada, sebagai contoh misalnya penemuan Benua Amerika adalah penemuan yang cocok untuk arti discovery. Sedangkan invention dapat diartikan sebagai penemuan hasil penelitian yang betul-betul barn dengan dukungan fakta. Misalnya hasil kloning dari hewan yang sudah mati dan dinyatakan penuh, kemudian diteliti untuk menemukan jenis yang baru.
Penelitian adalah merupakan proses ilmiah yang mencakup sifat formal dan intensif. Karakter formal dan intensif karena mereka terikat dengan aturan, urutan, maupun cara penyajiannya agar memperoleh hasil yang diakui dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Intensif dengan menerapkan ketelitian dan ketepatan dalam melakukan proses penelitian agar memperoleh hasil yang dapat diper­tanggungjawabkan, memecahkan problem melalui hubungan sebab dan akibat,dapat diulang kembali dengan cara yang sama dan hasil sama.
Penelitian menurut Kerlinger (1986) ialah proses penemuan yang mempunyai karakteristik sistematis, terkontrol,empiris dan mendasarkan pada teori dan hipotesis atau jawaban sementara. Beberapa karakteristik penelitian sengaja ditekankan oleh Kerlinger agar kegiatan penelitian memang berbeda dengan kegiatan profesional lainnya. Penelitian berbeda dengan kegiatan yang menyangkut tugas-tugas wartawan Yang biasanya meliput dan melaporkan berita atas dasar fakta. Pekerjaan mereka belum dikatakan penelitian, karena tidak dilengkapi karakteristik lain yang mendukung agar dapat dikatakan hasil penelitian, yaitu karakteristik mendasarkan pada teori yang ada dan relevan dan dilakukan secara intensif clan dikontrol dalam pelaksanaannya.
Dari beberapa pendapat tersebut jelas kiranya bahwa setiap orang pada prinsipnya akan memberikan pengertian tentang penelitian berbeda-beda. Perbedaan tersebut biasanya tergantung dengan beberapa faktor seperti di antaranya: Latar belakang pengetahuan seseorang, kehidupan seseorang, dan pengalaman yang dimiliki oleh seseorang tersebut. Sebagai jawaban atas pertanyaan tentang apakah penelitian itu? Dapat disimpulkan bahwa penelitian tidak lain adalah usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan metodologi misalnya observasi secara sistematis, dikontrol, clan mendasarkan pada teori yang ada dan diperkuat dengan gejala yang ada.
2. Tujuan Penelitian
Tidak semua kegiatan penelitian sulit dan melelahkan karena itu memerlukan biaya, tenaga, dan waktu. Dalam kegiatan penelitian memang menganclung kegiatan Yang kadang sulit dan melelahkan, tetapi penelitian mempunyai tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti. Beberapa tujuan penelitian yang hendak dicapai dapat dilihat di antaranya termasuk pada keterangan di bawah ini.
a.    Memperoleh Informasi Baru
            Penelitian biasanya akan berhubungan dengan informasi atau data yang masill baru jika dilihat dari aspek si peneliti. Walaupun mungkin saja suatu data atau fakta tersebut telah ada dan berada di suatu tempat dalam waktu lama. Alpabila data tersebut baru diungkap dan disusun secara sistematis oleh seorang peneliti pada saat itu maka dapat dikatakan bahwa data peneliti tersebut dikatakan data baru. Contoh data yang sering ditemui dalam kondisi tersebut misalnya adalah fakta sejarah yang diperoleh di sebuah situs desa Wonoboyo, Klaten. Dari situs tersebut ditemukan di antaranya peninggalan peradaban masyarakat kuno yang berupa guci, mata uang, batu permata, clan bagian bawah suatu bangunan Yang merupakan bangunan kuno. Hasil-hasil temuan tersebut menurut para ahli arkeologi adalah peninggalan pada zaman Mataram Kuno. Demikian pula dengan hasil studi para siswa, hasil produksi suatu perusahaan, persepsi masyarakat terhadap sebuah kebijakan pemerintah dan isu yang berkembang dan sebagainya, adalah merupakan data yang barn jika mereka disusun dan dicari oleh peneliti.
b.        Mengembangkan dan Menjelaskan fakta/data
Tujuan yang kedua adalah mengembangkan dan menjelaskan. Fungsi kedua ini penting dan bermanfaat secara signifikan ketika para peneliti berusaha rnemecahkan permasalahan dengan tidak menginginkan terjadinya pengulangan kerja atau penggunaan tenaga yang sin-sin. Mereka perlu menggali dari variasi sumber-sumber pengetahuan yang relevan agar dapat menerangkan pentingnya permasalahan yang hendak dipecahkan. Dengan melakukan pengembangan dan usaha menjelaskan melalui teori yang didukung fakta-fakta penunjang Yang ada, peneliti akan dapat sampai pada pemberian pernyataan sementara yang sering disebut sebagai hipotesis penelitian.
c.     Menerangkan, Memprediksi, dan Mengontrol Suatu Ubahan
Ubahan yang di dalam istilah penelitian disebut variabel adalah simbol yang digunakan untuk mentransfer gejala ke dalam data penelitian. Seorang peneliti perlui mengetahui variabel yang disebut variabel bebas atau independent vari­(I/)/(, clan variabel tergantung atau sering pula disebut dependent variable,sehingga la dapat mengetahui secara pasti pengaruh variabel satu terhadap variabel yang lainnya. Dan kemudian dapat menerangkan keterkaitan clan kr(crikatan variabel yang ada; dapat memprediksi apa yang terjadi di antara variabel atau bahkan mengontrol mereka untuk memperoleh sesuatu yang mermanfaat. Tujuan penelitian yang ketiga ini penting dalam aspek akademika karena dengan memiliki kemampuan yang mencakup menerangkan, memprediksi, dan mengontrol sesuatu, dapat dikatakan bahwa seseorang tersebut adalah orang ahli atau umaroh yang memiliki kelebihan apabila dibandingkan dengan orang awam.
3. Karakteristik Penelitian.
Banyak orang berpikir dan kemudian beranggapan, bahwa seseorang yang datang, melihat secara cermat suatu peristiwa, dan kemudian melaporkannya kepada orang lain dikatakan dia telah melakukan penelitian. Demikian pula dengan seseorang yang bertatap muka dengan seorang guru di sekolah, melakukan tanya jawab dengan guru tersebut, kemudian mencatat hasil tatap muka tersebut, dikatakan bahwa ia telah melakukan penelitian.
Anggapan tersebut kurang tepat, kedua contoh tersebut belum bisa dikatakan sebagai penelitian. Karma tidak semua kegiatan pengamatan secara cermat, untuk mengambil data dan melaporkannya dapat dikatakan sebagai penelitian. Yang perlu diketahui, memang mengandung unsur-unsur kegiatan seperti di alas, yaitu datang ke tempat penelitian, melakukan wawancara, dan sebagainya. Kegiatan tersebut masih perlu ditambah beberapa kegiatan penting lainnya seperti menentukan permasalahan yang hendak clipecahkan, mempunyai tujuan penelitian, melakukan kajian ilimah dan menetapkan aturan metodologi penelitian yang tepat dan sesuai dengan permasalahannya.
Agar mempunyai gambaran yang komprehensif tentang suatu kegiatan penelitian, berikut ini ditarnplikan secara singkat beberapa karakteristik penting dari penelitian. Beberapa karakteristik tersebut, di antaranya seperti berikut.
a. Mempunyai tujuan penelitian. Tujuan penelitian adalah penting dalam setiap kegiatan penelitian. Kegiatan sesibuk dan sesukar apa pun hanya dapat disebut bersibuk-sibuk, jika mereka tidak mempunyai tujuan. Dalam setiap penelitian, peranan tujuan adalah memberikan arah dan target yang hendak dicapai dan bagi seorang peneliti dapat digunakan tolok ukur dan penilaian ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan.
b.  Mencakup kegiatan pengumpulan data baru. Seorang peneliti yang tidak terjun dan mencari data di lapangan, tidak melakukan pengumpulan data, tidak melakukan pengamatan, serta pengontrolan terhadap objek yang diteliti maka kegiatan yang dilaporkan tidak dapat dikategorikan sebagai kegiatan penelitian.
c. Mencakup kegiatan yang terencana dan sistematis. Kegiatan perencanaan penelitian yang bark adalah sudah direncanakan secara sistematis sejak tahap awal atau ditentukannya permasalahan penelitian dengan pembimbing atau sesarna peneliti. Sistematika permasalahan tersebut dituangkan ke dalam bentUk proposal penelitian yang biasanya mengandung unsur-unsur penting, agar para peneliti tidak mengalami hambatan ketika terjun di lapangan. Unsur unsur proposal penelitian tersebut meliputi:
1)       judulpenelitian,
2)             pendahuluan,
3)             kajian pustaka/landasan teori
4)             prosedur dan metode penelitian,
5)             jadwal penelitian, personalia, dan
6)             anggaran penelitian serta lampiran-lampiran yang relevan.

d.    Menggunakan analisis logis. Melakukan penelitian bukan kegiatan menulis pendapat, sikap atau pihak    mana seseorang ketika menghadapi suatu persoalan. Seorang peneliti harus melakukan kegiatan penelitian dengan mcnggunakan objektivitas yang, universal: di samping Itu dalam melakukan analisis mereka harus mampu menjauhkan subjektivitas dengan objek yang diteliti, menggunakan prinsip statistik dengan dilengkapi syarat dan aturannya agar mencapai suatu kesimpulan. Analisis logis dengan mengedepankan objektivitas dan mengesarn­pingkan subjektivitas sangat dipentingkan dalam kegiatan penelitian.
e.    Mempertimbangkan aspek pengenibangan teori. Suatu kegiatan, yang hanya menekankan kepada terbuktinya satu preposisi yang diajukan peneliti belum dikatakan sebagai kegiatan penelitian. Kegiatan tersebut baru dikatakan sebagai problem solving (pemecahan masalah). Melakukan penelitian memiliki perbedaan penting jika dibandingkan dengan problem solving. Di antara perbedaan yang mencolok yaitu sebagai berikut.
1.    Dalam penelitian ticlak membuktikan tetapi menguji. Prinsip menguji adalah peneliti mencari data pendukung, data yang ada dianalisis, hasilnya kemudian dikernbalikan pada hipotesis sementara, apakah sesuai atau menerima atau tidak sesuai dengan preposisi yang diajukan atau ditolak. Seorang peneliti tidak akan kembali ke lapangan jika hasil penelitian menolak preposisi. Lain halnya dengan membuktikan suatu kasus. Mereka dikatakan menyalahi aturan atau mungkin prosedur, jika preposisi yang ada tidak terbukti.
2.    Dalam penelitian selalu ada dui alternatif jawaban permasalahan, menolak clan menerima hipotesis yang diajukan. Sedangkan dalam problem solving hanya ada satu arah terbukti atau salah.
f.       Mengandung unsur observasi. Suatu kegiatan penelitian baru dapat dikatakan penelitian jika dalam proses mencapai tujuan mengandung unsur pengamatan terhadap objek atau subjek yang diteliti. Pengamatan tersebut dapat menggunakan pengamatan berjarak, artinya ticlak campur dengan objek yang diteliti atau interaksi dengan objek yang ada. Dalam penelitian social dan pendidikan, peneliti sering kali melakukan interaksi dengan subjek penelitian, ketika mereka mengambil dan mengumpulkan data di lapangan. Sedangkan dalam penelitian eksperimentasi dan penelitian kuantitatif umumnya para peneliti akan melakukan kegiatan pengamatan dengan tidak masuk atau melibatkan objek yang diteliti.
g.     Memerlukan pencatatan terhadap gejala yang muncul. Gejala yang berasal dari objek atau subjek penelitian harus ditangkap oleh peneliti untuk diadministrasi menjadi data yang relevan. Semakin banyak gejala yang dapat ditangkap oleh peneliti semakin kuat dalam mendukung pemecahan masalah penelitian yang diajukan. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu sekali para peneliti memiliki instrumen dan mampu menggunakan dengan terampil untuk menangkap gejala yang ada.
h.     Melakukan kontrol. Dalam penelitian eksperimen, agar variabel bebas dapat diketahui implikasinya terhadap variabel terikat, seorang peneliti perlu melakukan pembatasan agar variabel lain yang tidak diharapkan tidak berintervensi dan mempunyai pengaruh terhadap variabel yang telah direncanakan. Kegiatan pembatasan tersebut sering disebut mengontrol.
i.       Memerlukan validasi instrumen. Alat yang hendak digunakan untuk mengukur atau mengumpulkan data di lapangan penelitian harus ada alat ukur yang valid dan universal atau tidak terpengaruh oleh faktor waktu dan tempat. Dalam bidang teknik matematika dan alam, keuniversalan alat terus-menerus dicek secara periodik agar memperoleh kepastian bahwa alat tersebut masih dalam kondisi baik. Dalam ilmu pengetahuan sosial, agar instrumen dapat mengukur spa yang hendak diukur perlu dilakukan validasi sebelum alat tersebut digunakan. Proses validasi ini dicatat dan dilaporkan dalam, laporan akhir penelitian agar diketahui validasi instrumen penelitian yang digunakan.
j.    Memerlukan keberanian. Untuk penelitian tertentu misalnya tentang penelitian kebijakan, penelitian dampak suatu proyek, kadang dirahasiakan oleh pihak­pihak yang berkepentingan.Untuk melakukan penelitian, seorang peneliti harus berani dan dapat menanggung risiko karena kemungkinan berhadapan dengan pihak yang berkepentingan tersebut. Contoh-contoh penelitian seperti: dunia berputar mengikuti putaran sebagai pusatnya. Harus berhadapan dengan pihak yang mengatakan bahwa bumi adalah pusat perputaran clan matahari yang mengitarinya; bahwa bentuk dunia bulat, berlawanan dengan pihak tertentu yang mengatakan dan yakin dunia persegi panjang memiliki sisi gelap; penelitian kandungan lemak babi dalam susu atau makanan tertentu, harus berhadapan dengan pihak produsen yang mengatakan nihil terhadap kandungan unsur terlarang tersebut. Semuanya adalah contoh penelitian orang-orang tertentu yang dilakukan dengan keberanian mereka dalam menanggung risiko. Untuk penelitian yang memiliki risiko tinggi terhadap peperangan maupun kelompok masyarakat, pemerintah telah memberikan cara dan prosedur yang perlu ditempuh dan ditaati oleh para peneliti.
k.      Dicatat secara tepat kepada instansi yang. berkepentingan sebagai laporan. Penelitian yang baik biasanya selalu diakhiri dengan dilaporkannya secara tertulis. Laporan tertulis ini diharuskan sebagai pertanggungjawaban akademis maupun pertanggungjawaban kepada publik agar dapat dimanfaatkan hasil penelitian tersebut sesuai dengan keperluannya.

B.    FUNGSI-FUNGSI PENELITIAN
Dalam kaitannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kegiatan penelitian merupakan salah situ media yang andal untuk memenuhi bermacam-macam fungsi seperti berikut:
1.    Menemukan sesuatu yang baru. Walaupun banyak cara untuk dapat menemukan informasi atau hasil karya baru, dalam dunia pengetahuan penemuan yang dilakukan melalui suatu kegiatan penelitian adalah hasil yang andal dan mendapat pengakuan dari kalangan ilmuwan. Melalui penelitian yang baik, hasil temuan dapat diakui oleh para ahli di bidangnya.
2.    Mengembangkan ilmu pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan dapat dilakukan secara berkelanjutan melalui media penelitian. Melalui penelitian di mana seorang peneliti biasanya dalam melakukan kajian terhadap permasalahan yang relevan dengan mengeksplorasi terhadap yang telah dilakukan para peneliti pads waktu lalu dan kegiatan peneliti saat sekarang untuk kemudian dilakukan pendalaman terhadap permasalahan yang ada. Hasil dari kegiatan tersebut salah satunya ialah dapat dikembangkannya wawasan pengetahuan menjadi semakin luas dan berkembang dengan tanpa overlapping (tumpang tindih) yang berarti. (Lihat Gambar 1.1)



 



Gambar 1.1 Mengembangkan cakrawala pengetahuan

3.    Melakukan Validasi Teori Lama. Hasil penelitian digunakan sebagai kofirmasi atau pembaruan jika terjadi perubahan yang nyata terhadap paradigma teori yang telah lama berlaku. Melalui penelitian, hasil temuan yang memang dapat berlaku secara universal, dapat diangkat menjadi hukum yang mungkin berlaku sepanjang waktu. Contoh hasil penelitian yang sampai sekarang dan mungkin akan tetap berlaku di antaranya adalah gaya gravitasi bumi terhadap suatu benda yang selalu mengarah ke pusat bumi oleh Newton, dalil-dalil dalam segitiga Phytagoras, dan sebagainya. Dalam bidang pengetahuan sosial dapat memperkuat, mengubah, atau menolak hasil temuan dari paradigma lama, ketika ternyata hasil penelitian yang baru menghasilkan suatu yang memperkuat, membedakan, atau bertentangan dengan hasil penelitian yang lama.
4.    Menemukan Permasalahan Penelitian. Permasalahan penelitian pada prinsipnya ddapat iperoleh dimana saja seorang peneliti berada. Karena sebenarnya masalah penelitian selalu ada. Untuk mengenal dan memilih penelitian permasalahan diperlukan kejelian dan penggunaan criteria yang baik dari pada peneliti. Salah satu sumber penelitian yang signifikan adalah dalam penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti. Karena dalam penelitian yang baik biasanya dalam bab kesimpulan implikasi dan saran, di samping memperoleh hasil temuan juga diberikan permasalahan yang berkaitan dengan hasil penelitian yang telah dilaporkan.
5.    Menambah Khazanah Pengayaan Ilmiah yang Baru. Peneliti yang baik disamping memenuhi butir keempat dari fungsi-fungsi penelitian, dapat pula berfungsi sebagai pelengkap khazanah ilmu yang baru, sehingga ilmu pengetahuan senantiasa berkembang ke arah penyempurnaan terhadap ilmu pengetahuan yang ada. Sebagai contoh dalam perkembangan teknologi informasi. Jika pada tahun 1955 barn tahap awal lahirnya komputer generasi pertama dengan bentuk yang terlalu besar, harga sangat mahal, dan kapasitas kerja terbatas dalam waktu lambat. Dengan perkembangan yang terakhir tahun 2000, penggunaan komputer dalam teknologi informasi sudah sedemikian canggih dengan karakteristik bentuk fisik kecil bahkan portabel, harga relatl I dapat terjangkau, kapasitas, dan kecepatan bekerja cepat. Sayangnya budaya menambah khazanah dalam ilmu pengetahuan kurang berkembang di masyarakat Indonesia. Budaya tulis dengan mengedepankan hasil penelitian berkembang lebih lambat jika dibandingkan dengan budaya lisan.

C.    SUMBER-SUMBER ILMU PENGETAHUAN
Sebagai makhluk Tuhan, manusia diberi banyak kelebihan. Manusia tidak seperti makhluk lain misalnya hewan, belajar atau usaha survive hanya dari satu media, yaitu instink atau naluri kebinatangannya. Dalam usaha untuk hidup, manusia berusaha menguasai ilmu pengetahuan. Ada beberapa macam cara manusia menguasai ilmu pengetahuan untuk hidup dalam dunianya. Beberapa macam metode tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.
1.    Melalui pengalaman. Seorang manusia bisa memiliki clan menguasai ilmu pengetahuan tertentu melalui pengalaman, baik secara individual maupun dalam hidup bermasyarakat. Ada petuah yang hidup dan berlaku dalam masyarakat. Petuah tersebut ialah guru yang paling baik adalah pengalaman. Orang dapat belajar dan mempunyai pengetahuan karena melakukan, menghadapi masalah hidup, dan berusaha mengembangkannya untuk manfaat dan kegunaan hidup. Seorang petani dapat menanam tanaman padi, tebu, dan palawija tanpa belajar di sekolah. Mereka bertani dan bekerja langsung sebagai petani. Seorang anak pandai berdagang karena sejak kecil, di samping sekolah sudah diajak untuk melayani bapaknya berjualan di pasar atau di rumahnya. Setelah belajar, mereka mempunyai keahlian khusus dalam berjual bell dan bahkan mengembangkannya menjadi pedagang yang besar. Cara belajar melalui pengalaman sendiri biasanya mengalami banyak rintangan karena tidak ada yang dapat memberikan petunjuk maupun nasihat agar dapat melakukan pekerjaannyd lebih baik. Cara pendekatan orang yang belajar dari pengalaman sendiri wring disebut trial and error atau coba dan salah dan mencobanya lagi. Semakin orang tersebut gigih dan tidak putus asa ketika terjadi salah atau jatuh, semakin besar kemungkinan orang tersebut untuk lebih berhasil dalam hidupnya.
2.    Melalui Cara tradisi atau tenacity. Cara lain seseorang belajar menguasai suatu ilmu pengetahuan adalah menggunakan model tradisi yang berlaku di dalarn masyarakatriya. Orang tua memberikan bentuk pengajaran kepada generasi yang lebih muda kadang dengan menggunakan cara-cara tradisi. Di masyarakat Jawa, misalnya mengajar anaknya untuk tidak makan di depan pinta, tidak boleh memakai topi dari "kukusan", alat menanak nasi dari bambu. Anak tidak perlu tabu, mengapa beberapa pekerjaan tidak boleh dilakukan? Mereka biasanya hanya memperoleh jawaban "tidak elok". I)a lam masyarakat, ada tradisi setiap tahun setelah panen menanggap wayang agar hasil panen menjadi lebih baik di masa mendatang. Suatu ketika tidak nanggap wayang dan terjadi gagal panen, orang-orang desa biasanya akan menenuduh bahwa kegagalan panen disebabkan karena masyarakat tidak nanggap wayang. Cara tradisi ini akan semakin kuat jika setiap kali terjadi peristiwa yang membenarkan tradisi berlaku. Sebaliknya, akan hilang nilai kepercayaan itu jika kebenaran yang ada menyimpang dengan tradisi yang telah dilakukan. Sebagai contoh, masyarakat desa walaupun sudah nanggap wayang, ternyata selalu saja gagal panen. Dan ini terjadi berkali-kali dalam periode tertentu. Semakin banyak terjadi penyimpangan tradisi akan semakin menghilangkan kebenaran tradisi yang berlaku. Penguasaan ilmu pengetahuan melalui cara tradisi ini mempunyai beberapa ciri seperti:
a.    Memegang teguh kebenaran warisan dari orang tua atau nenek moyang;
b.    Ada pengulangan yang sifatnya membenarkan, berarti akan semakin menambah "valid" cara tersebut, semakin terjadi pengulangan yang bersifat menyimpang dari yang membenarkan, akan dapat mereduksi kepercayaan yang ada;
c.    Menimbulkan ketidakpastian nilai kepercayaan, ketika terjadi konflik dalam masyarakat.
3.    Melalui metode otoritas. Metode otoritas digunakan seseorang untuk menguasai ilmu pengetahuan jika metode pengalaman tidak dapat digunakan secara efektif. Cara lain adalah dengan bertanya atau menggunakan pengalaman orang lain. Seorang mahasiswa tidak perlu pergi ke bulan untuk mengetahui tentang keadaan clan situasi bulan. Mereka dapat bertanya pada para dosennya atau orang-orang yang mempunyai pengalaman di bidangnya. Orang-orang yang mempunyai otoritas ini juga dapat diinterpretasikan sebagai orang yang berwenang di bidangnya, orang yang mempunyai kuasa, dan orang lain yang berhubungan erat dengan permasalahan dan buku literatur dan termasuk pula hasil para pendahulu. Menguasai ilmu pengetahuan, melalui cara otoritas dimungkinkan lebih efektif dan dapat dilaksanakan, jika disekitar orang tersebut adalah lembaga atau orang-orang yang termasuk dalam criteria berwenang.
4.    Melalui metode deduktif dan induktif. Cara ini adalah Yang paling lama digunakan  oleh para ahli zaman Yunani dan Mesir Kuno dalam mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan (Art, dkk., 1985). Mereka mclakukanalasan logis untuk membangun suatu dalil, preposisi, hukum, dan teori baru. Dengan menggunakan alasan logika yang sudah mendekati ilmiah mereka dapat mengembangkan ilmu pengetahuan sedemikian maju dan dapat digunakan sebagai kajian pustaka sampai sekarang. Alasan logika ini pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu logika deduktif dan logika induktif.
a.    Logika deduktif pada prinsipnya adalah cara berpikir untuk mencari clan menguasai ilmu pengetahuan yang berawal dari alasan umum menuju ke arah yang lebih spesifik. Logika deduktif merupakan sistem berpikir untuk mengorganisasi faktual dan mencapai suatu kesimpulan dengan menggunakan argumentasi logika. Contoh logika deduktif: Setiap binatang menyusui mempunyai kaki. Semua kucing mempunyai kaki. Oleh karena itu, sebagai kesimpulannya, kucing adalah binatang menyusui.
b.    Logika induktif. Cara ini merupakan proses berpikir yang diawali dari fakta-fakta pendukung yang spesifik, menuju pada arah yang lebih umum guna mencapai suatu kesimpulan. Contoh logika induktif di antaranya adalah seperti berikut. Ayam hitam yang kita amati mempunyai hati. Ayam putih yang diamati juga mempunyai hati. Kesimpulannya adalah setiap ayam mempunyai hati. Dalam logika secara induktif seorang peneliti berangkat dari pengamatan dan mungkin secara eksperimentasi untuk melihat hati ayam. Dari bervariasi warna ayam semuanya mempunyai hati. Oleh karena itu, kesimpulan adalah bentuk terakhir yang berupa generalisasi clan pengamatan banyak ayam tersebut.
5.    Menggunakan Pendekatan Ilmiah. Pendekatan ilmiah adalah merupakan metode untuk menguasai clan mengembangkan ilmu pengetahuan yang paling tinggi nilai validitas dan ketepatannya, jika dibandingkan dengan beberapa macam pendekatan yang telah didiskusikan di atas. Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi para peneliti maupun para profesional untuk selalu menggunakan pendekatan tersebut dalam setiap kesempatan maupun waktu. Metode ilmiah pada prinsipnya adalah metode gabungan secara integral antara dua logika deduktif dan logika induktif yang kemudian menghasilkan langkah-langkah penting sebagai strategi ilmiah. Secara prosesual, metode ilmiah ialah di mana para peneliti biasanya berawal secara induktif melalui pengamatan dan mencapai suatu jawaban sementara atau hipotesis. Dari hipotesis mereka kemudian secara deduktif membangun teori clan mengumpulkan data pendukung untuk sampai pada implikasi logic dan hipotesis. Pendekatan ilmiah biasanya mempunyai langkah-langkah yang secara garis besar, seperti berikut.
a.        Adanya permasalahan yang hendak dipecahkan.
b.        Dinyatakan dalam bentuk pernyataan jawaban sementara atau hipotesis.
c.        Dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan data yang diambil di lapangan
d.        Menganalisis data yang ada.
e.        Melakukan pengamatan hasil analisis dengan melihat kembali pada hipotesis
f.         Mengambil kesimpulan.

D.    MACAM-MACAM BENTUK PENELITIAN
Secara garis besar, penelitian dapat dibedakan dari beberapa aspek bagaimana suatu bentuk penelitian dilihat dan dibedakan. Beberapa aspek tinjauan tersebut termasuk aspek tujuan, aspek metode, dan aspek bidang kajian.
1.        Penelitian dari Aspek Tujuan. Pertama yang hendak dibahas dalam subtema ini adalah penelitian dari aspek tujuan (Gay, 1981). Ada dua macam tujuan, yaitu penelitian dasar dan penelitian lanjut.
a.        Penelitian Dasar. Suatu bentuk penelitian clikatakan penelitian dasar apabila para peneliti yang melakukan penelitian mempunyai tujuan perluasan ilmu dengan tanpa memikirkan pada pemanfaatan hasil penelitian tersebut untuk manusia maupun masyarakat. Penelitian yang demikian itu banyak dilakukan oleh negara-negara maju yang memang dana pendidikan maupun dana penelitian tidak menjadi problem. Contoh penelitian di bidang kedokteran untuk menemukan species barn, mereka para peneliti menggunakan bioteknologi melakukan kloning dari binatang maupun tumbuh-tumbuhan. Para ahli geologi kelautan berusaha menggunakan kapal selam khusus melakukan eksplorasi masuk ke dalam lautan untuk mengetahui dan menggambarkan kehidupan laut dalam. Para Astronom meluncurkan satelit dengan mikroskop yang modern melihat keadaan bintang di angkasa raga. Para ahli pendidikan berusaha menggunakan binatang untuk menyelidiki kehidupan, karakteristik dan tingkah laku tertentu, dan masih banyak lagi. Hasil penelitian mungkin belum dimanfaatkan saat ini, tetapi mungkin sangat berguna untuk kehidupan yang lebiltbaik dalam abad teknologi dan informasi mana yang akan datang.
b.       Penelitian Terapan Sering Disebut Sebagai Applied Research. Para peneliti dalam hal ini mengadakan penelitian atas dasar permasalahan yang signifikan dan hidup di masyarakat sekitamya. Tujuan para peneliti yang utama adalah pemecahan masalah dan hasil penelitian dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia baik secara individual maupun secara kelompok maupun keperluan industri atau pengusaha dan bukan untuk wewenang keilmuan. Penelitian terapan ini pada umumnya, setting yang digunakan juga persoalan disekitar manfaatnya untuk manusia.. Oleh karena itu, wajar jika hasilnya juga, jawaban yang nyata dan dapat dirasakan oleh masyarakat yang bersangkutan. Contoh penelitian terapan di antaranya termasuk survei konsumen yang dilakukan oleh sebuah toko dan supermarket, penelitian tindakan tentang alai-alai teknologi pertanian dan alai produksi dalam suatu perusahaan. Penelitian pendidikan yang berkaitan dengan bagaimana meningkatkan keinginan belajar siswa, implementasi kurikulum, peningkatan kualitas, dan sebagainya.
2.        Penelitian menurut aspek metode. Pengelompokan bentuk penelitian yang sering pula dilakukan oleh para peneliti adalah klasifikasi bentuk penelitian menurut aspek metode yang digunakan. Beberapa macam bentuk penelitian dilihat dari segi metode dapat dilihat dalam keterangan di bawah ini.
a.          Penelitian Deskriptif. Klasifikasi yang pertama sering ditemui dalam bidang sosial, ekonomi, dan pendidikan ialah penelitian deskriptif. Pada penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha menggambarkan kegiatan penelitian yang dilakukan pad, objek tertentu secara jelas dan sistematis. Penelitian deskriptif ini juga disebut penelitian praeksperimen. Karen, dalam penelitian ini mereka melakukan eksplorasi, menggambarkan, dengan tujuan untuk dapat menerangkan dan memprediksi terhadap suatu gejala yang berlaku atas dasar data yang diperoleh di lapangan. Penelitian deskriptif ini hanya berusaha menggambarkan secara jelas dan sekuensial terhadap pertanyaan penelitian yang telah ditentukan sebelum para peneliti terjun ke lapangan dan mereka tidak menggunakan hipotesis sebagai petunjuk arch atau guide dalam penelitian.
b.         Penelitian Sejarah. Penelitian sejarah atau historical research ini juga dilihat sepintas sama dengan penelitian deskriptif. Keduanya sama-sama menggunakan penggambaran secara komprehensif tentang objek atau subjek penelitian. Yang membedakan dalam penelitian sejarah, peneliti lebih memfokuskan pencarian data dengan metode wawancara pad, pelaku sejarah, misalnya para pimpinan yang terlibat dan tokoh-tokoh masyarakat yang mengalami dan menggunakan sumber-sumber lain termasuk objek peninggalan kejadian, prasasti, dan buku-buku yang berkaitan eras dengan peristiwa yang diteliti. Tujuan dari kegiatan tersebut ialah untuk memperoleh gambaran secara objektif terhadap peristiwa besar atau objek yang diteliti. Di negara berkembang termasuk di Indonesia ini, penelitian sejarah belum menjadi perhatian yang serius oleh para ahli di bidangnya. Oleh karena itu, tidak aneh jika terjadi penyimpangan terhadap objektivitas yang dapat berakibat seperti berikut.
1)    Peristiwa besar dalam kehidupan masyarakat diambil dengan metodologi penelitian yang valid masih kurang.
2)    Peristiwa bias menjadi peristiwa legendaris tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.
3)    Banyak digunakan oleh para penguasa untuk memperoleh legitimasi yang lebih besar dan melanggengkan kekuasaannya.
c.          Penelitian Survey. Bentuk penelitian yang kedua ini sering pula disebut sebagai penelitian normatif atau penelitian status. Penelitian survei biasanya tidak membatasi dengan satu atau beberapa variabel. Para peneliti pad, umumnya dapat menggunakan variabel Berta populasi yang luas sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Hasil yang luas dari penelitian survei juga dapat digunakan untuk bermacam-macam tujuan seperti berikut.
1)       Penelitian ini dapat digunakan sebagai bentuk awal penelitian yang telah direncanakan untuk ditindaklanjuti dengan penelitian-penelitian lain yang lebih spesifik.
2)       Dengan penelitian survei, para peneliti dapat melakukan eksplorasi dan deskriptif sebagai tujuan penelitian.
3)       Dengan penelitian ini, mereka juga dapat melakukan klasifikasi terhadap permasalahan yang hendak dipecahkan kemudian.
d.         Penelitian Ex-Postfakto. Penelitian ini disebut penelitian ex-postfakto karena para peneliti berhubungan dengan variabel yang telah terjadi dan mereka tidak perlu memberikan perlakuan terhadap variabel yang diteliti. Pada penelitian ini variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat atau dependent variable sudah dinyatakan secara eksplisit, untuk kemudian dihubungkan sebagai penelitian korelasi atau diprediksi jika variabel bebas mempunyai pengaruh tertentu pada variabel terikat. Sedangkan untuk mencari hubungan maupun prediksi, seorang peneliti sudah dianjurkan menggunakan hipotesis sebagai petunjuk dalam pemecahan permasalahan penelitian.


Variable bebas 1
 

Gambar 1.2 Rangkaian variabel bebas dan variabel terikat
e.        Penelitian Eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan metode inti dari model penelitian yang ada. Karena dalam penelitian eksperimen para peneliti melakukan tiga persyaratan dari suatu bentuk penelitian. Ketiga persyaratan tersebut, yaitu kegiatan mengontrol, memanipulasi, dan observasi. Dalam penelitian eksperimen ini, peneliti juga harus membagi objek atau subjek yang diteliti menjadi dua grup, yaitu grup treatment atau yang memperoleh perlakuan dan grup kontrol yang ticlak memperoleh perlakuan. Penelitian eksperimen karena peneliti sudah melakukan kegiatan mengontrol maka hasil penelitian dapat menentukan hubungan kausal atau sebab clan akibat. Penelitian eksperimen juga diharuskan menggunakan hipotesis dan melalui pengamatan, peneliti menguji hipotesis tersebut dalam kondisi eksperimen, yaitu kondisi yang sudah dimanipulasi sedemikian rupa (laboratorium), sehingga tidak ada kontaminasi di antara variabel yang diteliti. Bidang kedokteran, pertanian, psikologi, dan bidang teknik adalah di antara bidang-bidang ilmu pengetahuan yang banyak menggunakan penelitian eksperimen.
f.           Penelitian Quasi Eksperimen. Kuasi arti lain dari semu. Penelitian kuasi eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen atau eksperimen semu. Bentuk penelitian ini banyak digunakan di bidang ilmu pendidikan atau penelitian lain dengan subjek yang diteliti adalah manusia, di mana mereka ticlak boleh dibedakan antara satu dengan yang lain seperti misalnya mendapat perlakuan karena berstatus sebagai grup kontrol. Pada penelitian kuasi, eksperimen peneliti dapat membagi grup yang ada dengan tanpa membedakan antara kontrol dan grup secara nyata dengan tetap mengacu bentuk alarm yang sudah ada. Sebagai contoh, pada suatu sekolah semua siswa di kelas A dipilih sebagai grup treat­ment. Sedangkan seluruh murid kelas B di sekolah yang lain menjadi grup kontrol. Dengan cara ini jika ada perlakuan yang membedakan tidak lekas tampak dan diketahui oleh subjek yang bersangkutan. Yang membedakan antara penelitian eksperimen dan kuasi eksperimen adalah peneliti harus berhati-hati dalam menarik hubungan kausal yang terjadi, karena dalam penelitian kuasi eksperimen kita tidak dapat mengontrol dan memanipulasi secara bebas dan intensif.
3. Penelitian Menurut Bidang Garapan. Variasi bentuk penelitian juga dapat dilihat dari objek yang diteliti, tergantung dari keahlian dan bidang yang hendak digunakan sebagai aspek pembeda. Bentuk penelitian dapat juga dibedakan menjadi penelitian kependidikan dan nonkependidikan.
a.        Penelitian Kependidikan. Bidang garapan yang menjadi pokok penelitian adalah menekankan pada sekitar masalah pendidikan, baik yang mencakup faktor internal pendidikan termasuk: komponen guru, siswa, kurikuluni sistem pengajaran, manajemen pendidikan, clan hubungan lernhapa denganmasyarakat. Di samping itu, penelitian juga mencakup faktor-faktor eksternal seperti: kebijakan pemerintah terhadap lembaga pendidikan, pengaruh gaga hidup elit politik terhadap prospek pendidikan, pengaruh kehidupan sosial dan ekonomi terhadap pendidikan generasi muda, clan sebagainya.
b.        Penelitian Non Kependidikan. Penelitian nonkependidikan ini mempunyai cakupan yang lugs sekah seluas bidang keahlian dan variasi dari para pembaca, dapat dimasukkan sebagai penelitian nonkependidikan. Untuk memberikan semacam acuan di bawah diberikan kemungkinan contoh­contoh penelitian nonkependidikan: penelitian sosial, ekonomi, politik, kebijakan pemerintah, sejarah, antropologi, pertanian, teknologi, penelitian agama dan peradaban masyarakat, dan sebagainya


Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat diambil beberapa kesimpulan atau dapat ditarik sebagai benang merah pembahasannya sbb;
1.    Metodologi penelitian dapat diartikan sebagai kegiatan yang secara sistematis, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang hidup dan berguna bagi masyarakat, maupun bagi peneliti itu sendiri.
2.    Metodologi penelitian merupakan salah satu alai yang andal guna mengem­bangkan dan menerangkan cakrawala ilmu pengetahuan manusia.
3.    Metode ilmiah merupakan kombinasi logis pemikiran deduktif dan induktif untuk rnenguasai ilmu pengetahuan.
4.    Metode ilmiah merupakan metode penelitian yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan hasil penelitian dengan para peneliti yang lainnya.
5.    Penelitian eksperimen adalah merupakan cara yang digunakan dalam penelitian yang banyak menggunakan aturan dengan persyaratan ketat yang harus diikuti oleh para peneliti.