Sabtu, 30 Juni 2018

Konsep Dasar Ilmu Pendidikan


Konsep Dasar Ilmu Pendidikan
Tidak ada satupun kegiatan manusia di dunia ini yang lepas dari aktivitas pendidikan, apakah itu pendidikan informal, formal dan nonformal. Dengan kata lain pendidikan itu mencakup seluruh asfek kehidupan sejak manusia pertama (Adam-Hawa) hingga manusia modern sekarang ini. Sejakan anak manusia dilahirkan hingga ke liang lahat (meninggal) semuanya membutuhkasn pendidikan, sekalipun mungkin bukan pendidikan formal tetapi tetap saja dibutuhkan pendidikan informal dan nonformal itu.  Manifestasi kegiatan pendidikan itu dapat dilihat melalui kegiatan antara lain seperti kegiatan ekonomi, social, politik, hukum, pertanian, dan lain sebagainya yang menyangkut segenap asfek kehidjupan manusia. Jabatan apakah yang dapat disandang, atau dilakoni oleh seseorang  manusia tanpa melalui pendidikan? Hal ini membuktikan bahwa betapa pentingnya mempelajari ilmu pendidikan agar pendidikan itu tidak salah arah.
Berbicara tentang pengertian ilmu pendidikan tidak terlepas dari dua kata yang dipadukan yaitu ilmu dan pendidikanilmu adalah Pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) tertentu. (Kamus Besar Bahasa Indonesia Balai Pustaka). Sedangkan  pendidikan adalah usaha-usaha yang sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak (peserta didik) dengan tujuan peningkatan keilmuan, jasmani dan akhlak mulia sehingga secara bertahap dapat mengantarkan anak (peserta didik) kepada tujuannya yang ingin dicapai. Agar anak (peserta didik) hidup bahagia, serta seluruh apa yang dilakukannya menjadi bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat. (Mahmud Yunus). Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa Ilmu Pendidikan adalah suatu kumpulan ilmu pengetahuan yang tersusun secara sistematis yang memiliki metode-metode tertentu yang ilmiah untuk menyelidiki, investigasi, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan bantuan atau didikan yang diberikan oleh orang “dewasa” kepada orang yang “belum dewasa” untuk mencapai kedewasaannya dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk mencapai kehidupan yang lebih bermakna bagi dirinya, masyarakat bangsa, negara dan sang Pencipta.
Education is most powerfull weapon, we can use to change the world  (Pendidikan adalah senjata paling ampuh, yang bisa kita gunakan untuk mengubah dunia) demikian kata yang terkenal dari Nelson Mandela. Kutipan ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya  pengetahuan dan pendidikan bagi umat manusia. Sumber pokok kekuatan manusia adalah pengetahuan. Disebut demikian karena manusia dengan pengetahuannya mampu melakukan olah-cipta, raga, rasa, dan karsa sehingga manusia mampu  bertahan dalam derasnya arus masa yang terus maju dan berkembang. Proses olah-cipta tersebut terlaksana berkat adanya aktivitas yang dinamakan Pendidikan. Pendidikan merupakan sarana utama untuk menyukseskan pembangunannasional, karena dengan pendidikan diharapkan dapat mencetak sumber dayamanusia (SDM) berkualitas yang dibutuhkan dalam pembangunan. Titik berat pembangunan pendidikan dewasa ini terletak pada peningkatan mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan serta perluasan  kesempatan belajar. Pendidikan juga          merupakan hal mutlak yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan taraf hidup suatu bangsa agar tidak sampai menjadi bangsa yang terbelakang dan tertinggal dengan bangsa lain. Pendidikan merupakan kunci dalam meningkatkan kualitas bangsa. Jean Jacques Rousseau (1712-1778) mentatakan, menyarankan konsep pendidikan “kembali ke alam” dan pendekatan yang bersifat alamiah dalam pendidikan anak. Bagi Rousseau pendekatan alamiah berarti anak akan berkembang secara optimal, tanpa hambatan. Menurut Rousseau bahwa pendidikan yang bersifat alamiah menghasilkan dan memacu berkembangnya kualitas semacam kebahagiaan, spontanitas dan rasa ingin tahu. Rousseau percaya bahwa walaupun kita telah melakukan kontrol terhadap pendidikan yang diperoleh dari pengalaman sosial dan melalui indera, tetapi kita tetap tidak dapat mengontrol pertumbuhan yang sifatnya alami.
Untuk mengetahui kebutuhan anak, guru harus mempelajari ilmu yang berkaitan dengan anak-anak. Tujuannnya adalah agar guru dapat memberikan pelajaran yang sesuai dengan minat anak. Jadi, yang menjadi titik pangkal adalah anak. Tujuan pendidikan menurut gagasan Rousseau adalah membentuk anak menjadi manusia yang bebas. Rousseau yakin bahwa seorang ibu dapat menjamin pendidikan anaknya secara alamiah. Ia berprinsip bahwa dalam mendidik anak, orang tua perlu memberi kebebasan pada anak agar mereka dapat berkembang secara alamiah.
Jika JJ. Rousseau menekankan pendidikan konsep pendidikan “kembali ke alam” dan pendekatan yang bersifat alamiah, maka Dewey menekankan pentingnya kebebasan akademik dalam lingkungan pendidikan. Ia dengan secara tidak langsung menyatakan bahwa kebebasan akademik diperlukan guna mengembangkan prinsip demokrasi di sekolah yang bertumpu pada interaksi dan kerja sama, berdasarkan pada sikap saling menghormati dan memperhatikan satu sama lain; berpikir kreatif menemukan solusi atas problem yang dihadapi bersama, dan bekerja sama untuk merencanakan dan melaksanakan solusi. Secara implisit hal ini berarti sekolah demokratis harus mendorong dan memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk aktif berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, merancang kegiatan dan melaksanakan rencana tersebut.
Dewey sangat menganggap penting pendidikan dalam rangka mengubah dan membaharui suatu masyarakat. Dewey percaya bahwa pendidikan dapat berfungsi sebagai sarana untuk peningkatan keberanian dan pembentukan kemampuan inteligensi. Dengan itu, dapat pula diusahakan kesadaran akan pentingnya penghormatan pada hak dan kewajiban yang paling fundamental dari setiap orang. Baginya ilmu Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari filsafat. Maksud dan tujuan sekolah adalah untuk membangkitkan sikap hidup yang demokratis dan untuk mengembangkannya. Pendidikan merupakan kekuatan yang dapat diandalkan untuk menghancurkan kebiasaan yang lama dan membangun kembali yang baru. Bagi Dewey, lebih penting melatih pikiran manusia untuk memecahkan masalah yang dihadapi, dari pada mengisinya secara sarat dengan formulai-formulasi secara sarat teoritis yang tertib. Pendidikan  harus pula mengenal hubungan yang erat antara tindakan dan pemikiran, antara eksperimen dan refleksi. Pendidikan yang merupakan kontiunitas dari refleksi atas pengalaman juga akan mengembangkan moralitas dari anak-anak didik. Dengan demikian belajar dalam arti mencari pengetahuan, merupakan suatu proses yang berkesinambungan. Dalam proses ini, ada perjuangan yang terus menerus untuk membentuk teori dalam konteks eksperimen dan pemikiran.
Dewey mengadakan penelitiannya mengenai pendidikan di sekolah-sekolah dan mencoba menerapkan teori pendidikannya dalam praktek di sekolah-sekolah. Hasilnya, ia meninggalkan pola dan proses pendidikan tradisional yang mengandalkan kemampuan mendengar dan menghafal. Sebagai gantinya, ia menekankan pentingnya kreativitas dan keterlibatan siswa dalam diskusi dan pemecahan masalah. Dewey, yang penting bagi seorang guru adalah melatih pikiran siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapi, dari pada mengisinya secara sarat dengan formulai-formulasi, teori-teori. Guru tidak boleh membuat penyiksaan fisik yang sewenang-wenang terhadap siswa dan mengindoktrinir mereka dengan doktrin-doktrin. Sebab dengan demikian hanya akan menghilangkan kebebasan dalam pelaksanaan pendidikan. Dewey memprotes cara belajar dengan mengandalkan kemampuan mendengar dan menghafal. Yang penting yakni guru mendampingi siswa dalam berkreativitas dan berdiskusi dalam menyelesaikan masalah. Dengan demikian seorang guru harus berperan sebagai mediator atau fasilitator yang membantu proses belajar seorang siswa.  Oleh kerena itu, seorang guru memiliki tiga tugas utama:
  1. Guru menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa menyusun rancangan belajar. Seorang guru memungkinkan siswanya untuk menjalankan proses belajar atau membentuk pengertiannya sendiri. Yang perlu diperhatikan di sini adalah guru menyediakan pengalaman belajar bagi siswa itu sendiri. Mengajar dalam bentuk ceramah bukanlah menjadi tugas utama seorang guru.
  2. Guru memberikan kegiatan-kegiatan yang membangkitkan rasa ingin tahu siswa dan membantu siswa untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya atau mengkomunikasikan ide ilamiah mereka. Dengan kata lain, guru memberi semangat kepada siswa untuk berpikir, mencari pengalaman baru. Bahkan guru perlu memberikan pengalaman konflik. Pengalaman konflik yang dimaksudkan yakni pemaparan mengenai sebuah kasus atau persoalan yang perlu dipecahkan sendiri oleh siswa tersebut. Guru harus menyemangati siswa.
  3. Guru memonitor atau mengevaluasi apakah proses berpikir siswa dan cara mengekspresikan pikiran berhasil atau tidak. Guru mempertanyakan apakah pengetahuan siswa cukup untuk memecahkan persoalan-persoalan yang akan dihadapi. Sangatlah penting bahwa seorang guru tidak pernah mengatakan bahwa pandangannya merupakan kebenaran tunggal. Selalu terbuka kemungkinan terhadap perembangan baru. Guru yang baik seharusnya tidak mengajukan solusi yang tunggal tanpa argumen terhadap satu persoalan. Artinya menawarkan jawaban tetapi siswa diminta untuk menemukan jawaban-jawaban alternatif.

Mengajar bukan dimaksudkan memindahkan  (mentransfer) pengetahuan dari guru kepada siswa. Mengajar merupakan kegiatan membantu siswa untuk mengembangkan pemikirannya sendiri. Mengajar merupakan bentuk pastisipasi guru dalam proses membentuk pengertian siswa. Dengan kata lain, aktivitas mengajar merupakan suatu bentuk dari proses belajar. Mengajar yang baik hanya menjadi mungkin kalau si pengajar berpikir dengan baik. Berpikir yang baik merupakan syarat mutlak yakni mempunyai pengertian yang jernih dan susunan pengertian yang teratur. Belajar dalam pengertian ini dimasudkan sebagai usaha seseorang untuk berpikir secara konstruktif. Proses berpikir jauh lebih penting dari pada sekedar berusaha untuk mendapatkan jawaban. Siswa dibantu untuk berpikir, siswa berusaha untuk mencari jawaban sendiri.
      Lain Rousseau, lain Dewey lain pula John Locke adalah seorang filsuf  dari Inggris yang menjadi salah satu tokoh utama dari pendekatan  empirisme. Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Empirisme itu sendiri berasal dari kata Yunani yaitu “Empiris” yang berarti pengalaman inderawi. Oleh karena itu empirisme adalah faham yang memilih pengalaman sebagai sumber utama pengenalan baik pengalaman lahiriah yang menyangkut dunia maupun pengalaman batiniah yang menyangkut pribadi manusia. Empirisme menolak anggapan bahwa manusia telah membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan. Pada dasarnya Empirisme sangat bertentangan dengan Rasionalisme. Rasionalisme mengatakan bahwa pengenalan yang sejati berasal dari ratio, sehingga pengenalan inderawi merupakan suatu bentuk pengenalan yang kabur. sebaliknya Empirisme berpendapat bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman sehingga pengenalan inderawi merupakan pengenalan yang paling jelas dan sempurna. Empirisme menolak anggapan bahwa manusia telah membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan.
Locke disebut sebagai nabi revolusi yang paling moderat dan paling berhasil dari seluruh revolusi yang ada. Disebut demikian karena tujuan revolusi nya sederhana, tetapi benar – benar tercapai. Selain itu, di dalam bidang filsafat politik, Locke juga dikenal sebagai filsuf negara liberal. Bersama dengan rekannya, Isaac Newton, Locke dipandang sebagai salah satu figur terpenting di era Pencerahan. Locke menandai lahirnya era Modern dan juga era pasca-Descartes (post-Cartesian), karena pendekatan Descartes tidak lagi menjadi satu-satunya pendekatan yang dominan di dalam pendekatan filsafat waktu itu. Locke juga menekankan pentingnya pendekatan empiris dan juga pentingnya eksperimen-eksperimen di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
Tulisan-tulisan Locke tidak hanya berhubungan dengan filsafat, tetapi juga tentang pendidikanekonomiteologi, dan medis. Karya-karya Locke yang terpenting adalah “Esai tentang Pemahaman Manusia” (Essay Concerning Human Understanding), buku ini menceritakan tentang semua pengalaman datang dari pengalaman (Solomon:108). Dia mengatakan bahwa tidak ada ide yang diturunkan seperti yang dikatakan Plato. Dengan kata lain dia menolak innate idea atau ide bawaan. Tulisan-Tulisan lain Locke adalah tentang Toleransi” (Letters of Toleration) yang isinya tentang perlu pemisahan tegas antara urusan agama dan urusan negara sebab tujuan masing-masing sudah berbeda.
 Berangkat dari berbagai pendapat para ahli di atas,“Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan, dalam memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia” Dengan demikian bisa ambil kesimpulan bahwa Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari kehidupan. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Sudah menjadi suatu rahasia umum bahwa maju atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga suatu bangsa dapat diukur apakah bangsa itu maju atau mundur, karna seperti yang kita ketahui bahwa suatu Pendidikan  akan mencetak Sumber Daya Manusia yang berkualitas baik dari segi spritual, intelegensi dan skill dan pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa. Apabila output dari proses pendidikan ini gagal maka sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan bangsa dan negara.
Bila kita kilas balik ke belakang, pendidikan yang kita kenal sekarang ini sebenarnya merupakan ”adopsi” dari berbagai model pendidikan di masa lalu. Informasi mengenai bagaimana model pendidikan di masa prasejarah masih belum dapat terekonstruksi dengan sempurna.Namun bisa diasumsikan bahwa ”media pembelajaran” yang ada pada masa itu berkaitan dengan konteks sosial yang sederhana. Terutama berkaitan dengan adaptasi terhadap lingkungan di kelompok sosialnya.Suatu bangsa yang ingin maju, pendidik harus dipandang sebagai sebuah kebutuhan sama halnya dengan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Maka peningkatan mutu pendidikan juga berpengaruh terhadap perkembangan suatu bangsa. Kita ambil contoh misalnya Amerika, Inggrisd, Perancis, Korea, Jepang  dan lain-lain neggara maju, mereka takkan bisa jadi seperti sekarang ini apabila pendidikan mereka setarap dengan kita saat ini. Jepang sangat menghargai Pendidikan, mereka rela mengeluarkan dana yang sangat besar hanya untuk pendidikan.

3 komentar: