A. FUNGSI-FUNGSI
PENELITIAN
Dalam
kaitannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kegiatan penelitian merupakan
salah situ media yang handal
untuk memenuhi bermacam-macam fungsi seperti berikut:
1. Untuk Menemukan Sesuatu yang Baru.
Walaupun banyak cara untuk dapat menemukan informasi atau hasil karya baru,
dalam dunia pengetahuan penemuan yang dilakukan melalui suatu kegiatan
penelitian adalah hasil yang andal dan mendapat pengakuan
dari kalangan ilmuwan. Melalui penelitian yang baik, hasil temuan dapat diakui oleh para
ahli di bidangnya.
2. Untuk Mengembangkan Ilmu Pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan dapat dilakukan
secara berkelanjutan melalui media penelitian. Melalui penelitian di mana
seorang peneliti biasanya dalam melakukan kajian terhadap permasalahan yang relevan dengan
mengeksplorasi terhadap yang telah dilakukan para peneliti pads waktu lalu dan
kegiatan peneliti saat sekarang untuk kemudian dilakukan pendalaman terhadap permasalahan yang ada. Hasil
dari kegiatan tersebut salah satunya
ialah dapat dikembangkannya wawasan pengetahuan menjadi semakin luas dan
berkembang dengan tanpa overlapping (tumpang tindih) yang
berarti. (Lihat Gambar 1.1 berikutini:)
Gambar 1.1
Mengembangkan cakrawala pengetahuan
3. Untuk Melakukan Validasi Data. Hasil penelitian digunakan sebagai kofirmasi atau pembaruan jika terjadi perubahan yang
nyata terhadap paradigma teori yang telah lama berlaku. Melalui penelitian,
hasil temuan yang memang dapat berlaku secara universal, dapat diangkat menjadi hukum yang mungkin berlaku sepanjang waktu. Contoh hasil penelitian yang sampai sekarang dan mungkin
akan tetap berlaku di antaranya adalah gaya gravitasi bumi terhadap suatu benda yang selalu mengarah ke pusat bumi oleh Newton,
dalil-dalil dalam segitiga Phytagoras, dan sebagainya. Dalam bidang
pengetahuan sosial dapat memperkuat,
mengubah, atau menolak hasil temuan dari paradigma lama, ketika ternyata hasil penelitian yang baru menghasilkan suatu yang
memperkuat, membedakan, atau bertentangan dengan hasil penelitian yang
lama.
4. Untuk Menemukan Permasalahan Penelitian. Permasalahan penelitian pada prinsipnya ddapat iperoleh dimana saja seorang peneliti berada. Karena sebenarnya masalah
penelitian selalu ada. Untuk mengenal dan memilih penelitian permasalahan
diperlukan kejelian dan penggunaan criteria yang baik dari pada peneliti. Salah
satu sumber penelitian yang signifikan adalah
dalam penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti. Karena dalam penelitian yang baik biasanya dalam
bab kesimpulan implikasi dan saran,
di samping memperoleh hasil temuan juga
diberikan permasalahan yang berkaitan dengan hasil penelitian yang telah
dilaporkan.
5. Untuk Menambah Wawasan Pengayaan Ilmiah. Peneliti yang baik disamping memenuhi butir keempat
dari fungsi-fungsi penelitian, dapat pula berfungsi sebagai pelengkap khazanah ilmu yang baru, sehingga ilmu pengetahuan
senantiasa berkembang ke arah penyempurnaan terhadap ilmu pengetahuan yang ada. Sebagai contoh dalam
perkembangan teknologi informasi. Jika pada tahun 1955 barn tahap awal
lahirnya komputer generasi pertama dengan bentuk yang terlalu besar, harga
sangat mahal, dan kapasitas kerja terbatas dalam waktu lambat. Dengan
perkembangan yang terakhir tahun 2000,
penggunaan komputer dalam teknologi informasi sudah sedemikian canggih
dengan karakteristik bentuk fisik kecil bahkan portabel, harga relatl I dapat
terjangkau, kapasitas, dan kecepatan bekerja cepat. Sayangnya budaya menambah khazanah dalam ilmu pengetahuan kurang
berkembang di masyarakat Indonesia. Budaya tulis dengan mengedepankan
hasil penelitian berkembang lebih lambat jika dibandingkan dengan budaya lisan.
B. SUMBER-SUMBER MENDAPATKAN ILMU PENGETAHUAN
Sebagai makhluk Tuhan, manusia
diberi banyak kelebihan. Manusia tidak seperti makhluk lain misalnya hewan, belajar atau usaha survive hanya dari
satu media, yaitu instink atau naluri
kebinatangannya. Dalam usaha untuk hidup, manusia berusaha menguasai ilmu pengetahuan. Ada beberapa macam cara manusia
menguasai ilmu pengetahuan untuk hidup dalam
dunianya. Beberapa macam metode tersebut di antaranya adalah sebagai
berikut.
1.
Dilakukan
Melalui Pengalaman. Seorang manusia bisa memiliki dan menguasai ilmu pengetahuan
tertentu melalui pengalaman, baik secara individual maupun dalam hidup bermasyarakat. Ada
petuah yang hidup dan berlaku dalam masyarakat. Petuah tersebut ialah guru yang
paling baik adalah pengalaman. Orang dapat belajar dan mempunyai pengetahuan
karena melakukan, menghadapi masalah hidup, dan berusaha mengembangkan-nya
untuk manfaat dan kegunaan hidup. Seorang petani dapat menanam padi, tebu, dan palawija
tanpa belajar di sekolah. Mereka bertani dan bekerja langsung sebagai petani.
Seorang anak pandai berdagang karena sejak kecil, di samping sekolah sudah
diajak untuk melayani bapaknya berjualan di pasar atau di rumahnya. Setelah
belajar, mereka mempunyai keahlian khusus
dalam berjual beli, bahkan mengembangkannya menjadi pedagang yang besar.
Cara belajar melalui pengalaman sendiri biasanya mengalami banyak rintangan
karena tidak ada yang dapat memberikan petunjuk maupun nasihat agar dapat
melakukan pekerjaannya lebih baik. Cara pendekatan orang yang belajar dari
pengalaman sendiri wring disebut trial and error atau coba dan salah dan
mencobanya lagi. Semakin orang tersebut
gigih dan tidak putus asa ketika terjadi salah atau jatuh, semakin besar
kemungkinan orang tersebut untuk lebih berhasil dalam hidupnya.
2.
Dilakukan
Melalui Cara Tradisi atau Tenacity. Cara lain seseorang belajar menguasai suatu ilmu pengetahuan
adalah menggunakan model tradisi yang berlaku di dalarn masyarakatriya. Orang
tua memberikan bentuk pengajaran kepada generasi yang lebih muda kadang dengan
menggunakan cara-cara tradisi. Di masyarakat Jawa,
misalnya mengajar anaknya untuk tidak makan di depan pinta, tidak boleh
memakai topi dari "kukusan", alat menanak nasi dari bambu. Anak tidak
perlu tabu, mengapa beberapa pekerjaan tidak
boleh dilakukan? Mereka biasanya hanya memperoleh jawaban "tidak
elok". Dalam masyarakat Jawa, ada tradisi setiap tahun setelah panen
menanggap wayang agar hasil panen menjadi lebih baik di masa mendatang. Dalam
masyarakat di Kalimantan juga ada tradisi ”Naik Dango”.Tradisi setiap tahun
setelah panen ”Naik Dango” adalah untuk mengusir roh-roh jahat yang menggangu
pekerja petani dan agar hasil panen berikutnya menjadi lebih baik. Suatu ketika
tidak nanggap wayang atau tidak ”Naik
Dango”
dan terjadi gagal panen, orang-orang desa biasanya akan menenuduh bahwa kegagalan panen disebabkan karena masyarakat tidak melakukan kewajibannya
dan melanggar pantang. Cara tradisi
ini akan semakin kuat jika setiap kali terjadi peristiwa yang membenarkan tradisi berlaku. Sebaliknya, akan
hilang nilai kepercayaan itu jika kebenaran yang ada menyimpang dengan
tradisi yang telah dilakukan. Sebagai contoh,
masyarakat desa walaupun sudah melalukan kewajiban tradisi, ternyata selalu
saja gagal panen. Dan ini terjadi berkali-kali dalam periode tertentu. Semakin
banyak terjadi penyimpangan tradisi akan semakin menghilangkan kebenaran tradisi yang berlaku. Penguasaan ilmu
pengetahuan melalui cara tradisi ini mempunyai beberapa ciri seperti:
a.
Memegang teguh
kebenaran warisan dari orang tua atau nenek moyang;
b.
Ada pengulangan
yang sifatnya membenarkan, berarti akan semakin menambah "valid"
cara tersebut, semakin terjadi pengulangan yang bersifat menyimpang dari
yang membenarkan, akan dapat mereduksi kepercayaan yang ada;
c.
Menimbulkan ketidakpastian nilai kepercayaan,
ketika terjadi konflik dalam masyarakat.
3.
Dilakukan
Melalui Metode Otoritas. Metode otoritas digunakan
seseorang untuk menguasai ilmu pengetahuan jika metode pengalaman tidak dapat
digunakan secara efektif. Cara lain adalah dengan bertanya atau menggunakan
pengalaman orang lain. Seorang mahasiswa
tidak perlu pergi ke bulan untuk mengetahui tentang keadaan clan situasi
bulan. Mereka dapat bertanya pada para dosennya atau orang-orang yang mempunyai
pengalaman di bidangnya. Orang-orang yang mempunyai
otoritas ini juga dapat diinterpretasikan sebagai orang yang berwenang
di bidangnya, orang yang mempunyai kuasa, dan orang lain yang berhubungan erat
dengan permasalahan dan buku literatur dan termasuk pula hasil para pendahulu. Menguasai
ilmu pengetahuan, melalui cara otoritas dimungkinkan
lebih efektif dan dapat dilaksanakan, jika disekitar orang tersebut adalah
lembaga atau orang-orang yang termasuk dalam criteria berwenang.
4.
Dilakukan
Melalui Metode Deduktif dan Induktif. Cara ini adalah Yang paling lama digunakan oleh para ahli zaman Yunani dan Mesir Kuno dalam
mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan (Art,
dkk., 1985). Mereka mclakukan alasan logis untuk membangun suatu dalil,
preposisi, hukum, dan teori baru. Dengan menggunakan alasan logika yang sudah
mendekati ilmiah mereka sebagai
kajian pustaka sampai sekarang. Alasan logika ini pada umumnya dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu logika deduktif dan logika induktif.
a.
Logika Deduktif pada
prinsipnya adalah cara berpikir untuk mencari clan menguasai ilmu pengetahuan
yang berawal dari alasan umum menuju ke arah yang lebih spesifik. Logika
deduktif merupakan sistem berpikir untuk mengorganisasi
faktual dan mencapai suatu kesimpulan dengan menggunakan argumentasi
logika. Contoh logika deduktif: Setiap
binatang menyusui mempunyai kaki. Semua kucing mempunyai kaki. Oleh karena itu, sebagai
kesimpulannya, kucing adalah binatang menyusui.
b.
Logika Induktif. Cara ini merupakan proses
berpikir yang diawali dari fakta-fakta pendukung yang spesifik, menuju pada
arah yang lebih umum guna mencapai suatu kesimpulan. Contoh logika induktif di antaranya adalah seperti berikut. Ayam hitam yang kita amati mempunyai hati. Ayam putih yang
diamati juga mempunyai hati. Kesimpulannya adalah setiap ayam mempunyai
hati. Dalam logika secara induktif seorang peneliti berangkat dari pengamatan dan
mungkin secara eksperimentasi untuk melihat
hati ayam. Dari bervariasi warna ayam
semuanya mempunyai hati. Oleh karena itu, kesimpulan adalah bentuk
terakhir yang berupa generalisasi clan pengamatan banyak ayam tersebut.
5.
Dilakukan
Melalui Pendekatan
Ilmiah. Pendekatan ilmiah adalah merupakan metode untuk menguasai clan mengembangkan ilmu pengetahuan
yang paling tinggi nilai validitas dan ketepatannya, jika dibandingkan dengan beberapa
macam pendekatan yang telah didiskusikan di atas. Oleh karena itu, sangat
dianjurkan bagi para peneliti maupun para
profesional untuk selalu menggunakan pendekatan tersebut dalam setiap
kesempatan maupun waktu. Metode ilmiah pada
prinsipnya adalah metode gabungan secara integral antara dua logika deduktif
dan logika induktif yang kemudian menghasilkan langkah-langkah penting sebagai
strategi ilmiah. Secara prosesual, metode ilmiah ialah di mana para peneliti biasanya berawal secara induktif
melalui pengamatan dan mencapai suatu
jawaban sementara atau hipotesis. Dari hipotesis mereka kemudian secara deduktif membangun teori dan
mengumpulkan data pendukung untuk sampai pada implikasi logik dan
hipotesis. Pendekatan ilmiah biasanya
mempunyai langkah-langkah yang secara garis besar, seperti berikut.
1.
Adanya permasalahan yang hendak dipecahkan.
2. Dinyatakan dalam bentuk
pernyataan jawaban sementara atau hipotesis.
3. Dilakukan pengujian
hipotesis dengan menggunakan data yang diambil di lapangan
4. Menganalisis data yang ada.
5. Melakukan pengamatan hasil
analisis dengan melihat kembali pada hipotesis
6. Mengambil kesimpulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar