I PENGERTIAN
Lembaga
Sosial adalah keseluruhan dari sistem norma yang terbentuk berdasarkan tujuan
dan fungsi tertentu dalam masyarakat. Lembaga Sosial berbeda dengan
asosiasi. lembaga sosial bukanlah kumpulan orang-orang atau bangunan besar,
melainkan kumpulan norma. sementara itu, realisasi dari norma yang dianut dalam
lembaga sosial tersebut terjadi dengan adanya asosiasi. Lembaga Sosial
disebut juga Pranata Sosial .
II JENIS-JENIS LEMBAGA SOSIAL
Tipe-tipe Lembaga Sosial adalah sebagai
berikut:
1.
Berdasarkan
perkembangannya dalam masyarakat
a. Crescive Institution : Tidak sengaja tumbuh dalam masyarakat melainkan karena adat istiadat masyarakat tertentu. contohnya lembaga perkawinan.
a. Crescive Institution : Tidak sengaja tumbuh dalam masyarakat melainkan karena adat istiadat masyarakat tertentu. contohnya lembaga perkawinan.
b. Enacted Institution : Sengaja dibentuk
dalam masyarakat. contohnya lembaga pendidikan.
2.
Berdasarkan
kepentingannya dalam masyarakat
a. Basic Institution : lembaga sosial yang penting keberadaannya dalam masyarakat. contohnya lembaga pendidikan dan lembaga keluarga.
b. Subsidiary Institution : lembaga sosial yang tidak terlalu penting . contohnya rekreasi.
a. Basic Institution : lembaga sosial yang penting keberadaannya dalam masyarakat. contohnya lembaga pendidikan dan lembaga keluarga.
b. Subsidiary Institution : lembaga sosial yang tidak terlalu penting . contohnya rekreasi.
3.
Berdasarkan
penerimannya dalam masyarakat
a. Approved/ Sanctioned Institution : diterima masyarakat. contohnya lembaga pendidikan.
b. Unsanctioned Institution : tidak diterima masyarakat. contohnya pelacuran.
a. Approved/ Sanctioned Institution : diterima masyarakat. contohnya lembaga pendidikan.
b. Unsanctioned Institution : tidak diterima masyarakat. contohnya pelacuran.
4.
Berdasarkan
popularitasnya
a. General Institution : dikenal dunia secara luas. contohnya lembaga agama.
b. Restricted Institution : dikenal hanya oleh kalangan tertentu saja . contohnya lembaga agama Islam, Kristen, Hindu dll.
a. General Institution : dikenal dunia secara luas. contohnya lembaga agama.
b. Restricted Institution : dikenal hanya oleh kalangan tertentu saja . contohnya lembaga agama Islam, Kristen, Hindu dll.
5.
Berdasarkan
tujuannya
a. Operative Institution : didirikan untuk tujuan tertentu. contohnya lembaga industri.
b. Regulative Institution : didirikan untuk mengawasi masyarakat. contohnya lembaga hukum dan kejaksaan.
a. Operative Institution : didirikan untuk tujuan tertentu. contohnya lembaga industri.
b. Regulative Institution : didirikan untuk mengawasi masyarakat. contohnya lembaga hukum dan kejaksaan.
III FUNGSI DAN KOMPONEN LEMBAGA
SOSIAL
Lembaga Sosial memiliki dua fungsi, yakni:
a. Fungsi Manifest : fungsi yang diharapkan dari lembaga sosial tersebut.
b. Fungsi Laten : fungsi yang tidak diharapkan dari lembaga sosial tersebut,
Lembaga Sosial memiliki dua fungsi, yakni:
a. Fungsi Manifest : fungsi yang diharapkan dari lembaga sosial tersebut.
b. Fungsi Laten : fungsi yang tidak diharapkan dari lembaga sosial tersebut,
namun terjadi.
Tiga Komponen Pokok Lembaga Sosial :
1. Pedoman sikap
2. Simbol budaya
3. Ideologi
IV MACAM-MACAM LEMBAGA SOSIAL
1. Lembaga Keluarga, berfungsi sebagai sarana
sosialisasi primer, afeksi, reproduksi, ekonomi, proteksi dan pemberian status.
2. Lembaga Pendidikan, berfungsi sebagai perantara
pewarisan budaya masyarakat, mengajarkan peranan sosial, dan mengembangkan
hubungan sosial.
3. Lembaga Ekonomi, berfungsi sebagai pengatur
produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa, serta memberi pedoman
menggunakan tenaga kerja.
4. Lembaga Politik, berfungsi sebagai pemelihara
keamanan dan ketertiban, serta melayani dan melindungi masyarakat.
5. Lembaga Agama, berfungsi sebagai sumber pedoman
hidup bagi masyarakat dan pengatur tata cara hubungan manusia dengan sesama dan
manusia dengan Tuhan.
BENTUK-BENTUK
PERUBAHAN SOSIAL
Pada
hakikatnya, perubahan sosial dalam masyarakat dapat dibedakan ke dalam beberapa
bentuk. Untuk mengetahuinya, mari kita simak bersama uraian berikut ini.
1. Perubahan Lambat (Evolusi)
Perubahan
secara lambat atau evolusi memerlukan waktu yang lama. Perubahan ini biasanya
merupakan rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat. Pada
evolusi, perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak
tertentu. Masyarakat hanya berusaha menyesuaikan dengan keperluan, keadaan, dan
kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.
2. Perubahan Cepat (Revolusi)
Perubahan
yang berlangsung secara cepat dinamakan dengan revolusi. Di dalam revolusi,
perubahan yang terjadi dapat direncanakan terlebih dahulu maupun tanpa
direncanakan. Selain itu dapat dijalankan tanpa kekerasan maupun dengan
kekerasan. Ukuran kecepatan suatu perubahan sebenarnya relatif karena revolusi
pun dapat memakan waktu lama. Perubahan-perubahan tersebut dianggap cepat
karena mengubah sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat, seperti sistem
kekeluargaan dan hubungan antarmanusia. Suatu revolusi dapat juga berlangsung
dengan didahului suatu pemberontakan. Secara sosiologis, persyaratan
berikut ini harus dipenuhi agar suatu revolusi dapat tercapai;.
a. Harus ada keinginan dari masyarakat
banyak untuk mengadakan perubahan. Di dalam masyarakat harus ada perasaan tidak
puas terhadap keadaan dan harus ada keinginan untuk mencapai keadaan yang lebih
baik.
b. Ada seorang pemimpin atau sekelompok
orang yang mampu memimpin masyarakat untuk mengadakan perubahan.
c. Pemimpin harus dapat menampung
keinginan atau aspirasi dari rakyat untuk kemudian merumuskan aspirasi tersebut
menjadi suatu program kerja.
d. Ada tujuan konkret yang dapat
dicapai. Artinya, tujuan itu dapat dilihat oleh masyarakat dan dilengkapi oleh
suatu ideologi tertentu.
e. Harus ada momentum yang tepat untuk
mengadakan revolusi, yaitu saat di mana keadaan sudah tepat dan baik untuk
mengadakan suatu gerakan.
3. Perubahan Kecil
Pada zaman dahulu, kaum perempuan di
Indonesia setiap harinya mengenakan baju kebaya. Seiring dengan perkembangan
zaman dan perubahan mode, model pakaian yang mereka kenakanpun mengalami
perubahan. Ada yang memakai rok panjang, rok mini, celana panjang, kaos, dan
lainlain. Contoh tersebut merupakan suatu bentuk perubahan kecil.
Apa yang kamu ketahui mengenai
perubahan kecil? Perubahan kecil adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada
unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti
bagi masyarakat.
4. Perubahan Besar
Perubahan besar adalah suatu
perubahan yang berpengaruh terhadap masyarakat dan lembaga-lembaganya, seperti
dalam sistem kerja, sistem hak milik tanah, hubungan kekeluargaan, dan
stratifikasi masyarakat. Contohnya kepadatan penduduk di Pulau Jawa telah
melahirkan berbagai perubahan, seperti semakin sempitnya lahan, terjadinya
banyak pengangguran tersamar di desa-desa, dan lainnya.
5. Perubahan yang Dikehendaki
Perubahan ini merupakan perubahan
yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak
yang hendak mengadakan perubahan dalam masyarakat. Pihakpihak ini
dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang
yang mendapat kepercayaan masyarakat sebagai pemimpin dalam perubahan pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Cara-cara untuk memengaruhi
masyarakat adalah dengan rekayasa sosial ( social engineering ),
yaitu dengan sistem yang teratur dan direncanakan terlebih dahulu. Cara ini
sering pula dinamakan perencanaan sosial ( social planning ).
Contohnya, lahirnya undang-undang pemilu yang merubah tata cara pemilihan
presiden dan wakil presiden di Indonesia. Saat ini rakyat memilihnya secara
langsung.
6. Perubahan yang Tidak Dikehendaki
Pada tanggal 27 Mei 2006 di
Jogjakarta dan Jawa Tengah diguncang gempa yang mengakibatkan banyak penduduk
kehilangan keluarga dan tempat tinggal. Banyak fasilitas umum, seperti jalan,
sekolah, dan rumah sakit rusak. Dengan demikian aktivitas masyarakat menjadi
lumpuh. Peristiwa yang tidak mereka kehendaki tersebut telah menyebabkan terjadinya
perubahan dalam masyarakat. Perubahan itu terjadi di luar jangkauan pengawasan
masyarakat dan tidak bisa diantisipasi atau diprediksi sebelumnya. Dalam
sosiologi, perubahan tersebut biasa disebut dengan perubahan yang tidak
dikehendaki karena menimbulkan akibatakibat sosial yang tidak diharapkan oleh
masyarakat.
7. Perubahan Struktural
Perubahan struktural adalah
perubahan yang sangat mendasar yang menyebabkan timbulnya reorganisasi dalam
masyarakat. Contohnya perubahan sistem pemerintahan dari monarkhi ke sistem
pemerintahan republik.
8. Perubahan Proses
Perubahan proses adalah perubahan
yang sifatnya tidak mendasar. Perubahan tersebut hanya merupakan penyempurnaan
dari perubahan sebelumnya. Contohnya, perubahan kurikulum dalam pendidikan.
Sifatnya menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam perangkat
atau dalam pelaksanaan kurikulum sebelumnya.
PROSES
PERUBAHAN SOSIAL
Perubahan sosial terjadi pada setiap
masyarakat. Bagaimanakah proses terjadinya perubahan sosial? Perubahan sosial
dapat terjadi melalui difusi, akulturasi, asimilasi, dan akomodasi.
1. Difusi
Difusi
adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan (ide-ide, keyakinan,
hasil-hasil kebudayaan, dan sebagainya) dari individu kepada individu lain,
dari satu golongan ke golongan lain dalam suatu masyarakat atau dari satu
masyarakat ke masyarakat lain. Dari pengertian tersebut dapat dibedakan dua
macam difusi, yaitu difusi intramasyarakat dan difusi antarmasyarakat.
a.
Difusi
intramasyarakat ( intrasociety diffusion ), yaitu difusi unsur
kebudayaan antarindividu atau golongan dalam suatu masyarakat. Difusi
intramasyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini.
1)
Adanya suatu
pengakuan bahwa unsur baru tersebut mempunyai banyak kegunaan.
2)
Ada tidaknya
unsur kebudayaan yang memengaruhi diterima atau tidaknya unsur yang lain.
3)
Unsur baru
yang berlawanan dengan unsur lama kemungkinan besar tidak akan diterima.
4)
Kedudukan
dan peranan sosial dari individu yang menemukan sesuatu yang baru tadi akan
dengan mudah diterima atau tidak.
5)
Pemimpin
atau penguasa dapat membatasi proses difusi tersebut.
b. Difusi antarmasyarakat ( intersociety
diffusion ), yaitu difusi unsur kebudayaan dari satu masyarakat ke
masyarakat lain. Faktor-faktor yang memengaruhi difusi antarmasyarakat adalah
sebagai berikut.
1) Adanya kontak antara masyarakat yang satu dengan
masyarakat yang lain.
2) Kemampuan untuk mendemonstrasikan manfaat penemuan
baru tersebut.
3) Pengakuan akan kegunaan penemuan baru tersebut.
4) Ada tidaknya unsur kebudayaan lain yang menyaingi unsur
penemuan baru tersebut.
5) Peranan masyarakat dalam menyebarkan penemuan baru
tersebut.
6) Paksaan untuk menerima unsur baru tersebut.
Mengenai masuknya unsur-unsur baru
ke dalam suatu masyarakat dapat terjadi melalui perembesan secara damai, perembesan
dengan kekerasan, dan simbiotik.
a. Perembesan damai ( penetration
passifique ), yaitu masuknya unsur baru ke dalam suatu masyarakat
tanpa kekerasan dan paksaan, namun justru mengakibatkan masyarakat yang
menerima semakin maju. Contohnya masuknya internet ke sekolah-sekolah.
b. Perembesan dengan kekerasan ( penetration
violente ), yaitu masuknya unsur baru ke dalam suatu masyarakat yang
diwarnai dengan kekerasan dan paksaan, sehingga merusak kebudayaan masyarakat
penerima. Contohnya masuknya budaya asing pada masa penjajahan kolonial
Belanda.
c. Simbiotik, yaitu proses masuknya
unsur-unsur kebudayaan ke atau dari dalam masyarakat yang hidup berdampingan.
Ada tiga macam proses simbiotik, yaitu mutualistik, komensalistik, dan
parasitistik.
1)
Mutualistik,
yaitu simbiose yang saling menguntungkan
2)
Komensalistik,
yaitu simbiose di mana satu pihak mendapatkan keuntungan, tetapi pihak lain
tidak untung namun juga tidak rugi.
3)
Parasitistik,
yaitu simbiose di mana satu pihak mendapatkan keuntungan dan pihak lain menderita
kerugian.
2. Akulturasi
Akulturasi merupakan proses sosial
yang timbul apabila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu
dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga
unsur-unsur kebudayaan itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam
kebudayaannya, tanpa menghilangkan sifat khas kepribadian kebudayaan asli.
Proses akulturasi dapat berjalan
sangat cepat atau lambat tergantung persepsi masyarakat setempat terhadap
budaya asing yang masuk. Apabila masuknya melalui proses pemaksaan, maka
akulturasi memakan waktu relatif lama. Sebaliknya, apabila masuknya melalui
proses damai, akulturasi tersebut akan berlangsung relatif lebih cepat.
3. Asimilasi
Asimilasi adalah proses sosial
tingkat lanjut yang timbul apabila terdapat golongan-golongan manusia yang
mempunyai latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda, saling berinteraksi dan
bergaul secara langsung dan intensif dalam waktu yang lama, dan
kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi masingmasing berubah sifatnya yang
khas menjadi unsur-unsur kebudayaan yang baru, yang berbeda dengan aslinya.
Asimilasi terjadi sebagai usaha
untuk mengurangi perbedaan antarindividu atau antarkelompok guna mencapai satu
kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. Menurut Koentjaraningrat,
proses asimilasi akan timbul apabila ada kelompok-kelompok yang berbeda
kebudayaan saling berinteraksi secara langsung dan terusmenerus dalam jangka
waktu yang lama, sehingga kebudayaan masing-masing kelompok berubah dan saling
menyesuaikan diri.
4. Akomodasi
Akomodasi
dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang menunjuk terciptanya keseimbangan
dalam hubungan-hubungan sosial antarindividu dan kelompok-kelompok sehubungan
dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Sebagai suatu
proses, akomodasi menunjuk kepada usaha-usaha manusia untuk meredakan
pertentangan-pertentangan atau usaha-usaha untuk mencapai kestabilan interaksi
sosial.
FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN SOSIAL
Dewasa ini perubahan merupakan suatu hal yang tidak
bisa dielakkan lagi. Mengapa masyarakat melakukan perubahan? Dapatkah kamu
menyebutkan faktor-faktor yang menjadi penyebab perubahan sosial? Soerjono
Soekanto menyebutkan adanya faktor-faktor intern dan ekstern yang
menyebabkan terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat.
1. Faktor Intern
Ada beberapa faktor yang bersumber dalam masyarakat
itu sendiri yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial, yaitu perubahan
penduduk, penemuan-penemuan baru, konflik dalam masyarakat, dan pemberontakan.
a. Perubahan Penduduk
Perubahan penduduk berarti bertambah
atau berkurangnya penduduk dalam suatu masyarakat. Hal itu bisa disebabkan oleh
adanya kelahiran dan kematian, namun juga bisa karena adanya perpindahan
penduduk, baik transmigrasi maupun urbanisasi. Transmigrasi dan urbanisasi
dapat mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk daerah yang dituju, serta
berkurangnya jumlah penduduk daerah yang ditinggalkan. Akibatnya terjadi
perubahan dalam struktur masyarakat, seperti munculnya berbagai profesi dan
kelas sosial.
b. Penemuan-Penemuan Baru
Seiring dengan perkembangan zaman,
kebutuhan manusia akan barang dan jasa semakin bertambah kompleks. Oleh karena
itu berbagai penemuan baru diciptakan oleh manusia untuk membantu atau
memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Penemuan baru yang
menyebabkan perubahan pada masyarakat meliputi proses discovery,
invention, dan inovasi.
1) Discovery , yaitu suatu penemuan unsur kebudayaan baru oleh
individu atau kelompok dalam suatu masyarakat. Unsur baru itu dapat berupa
alat-alat baru ataupun ideide baru.
2) Invention, yaitu bentuk pengembangan dari
suatu discovery, sehingga penemuan baru itu mendapatkan bentuk yang
dapat diterapkan atau difungsikan. Discovery baru
menjadi invention apabila masyarakat sudah mengakui, menerima,
serta menerapkan penemuan baru ini dalam kehidupan nyata di masyarakat.
3) Inovasi atau proses pembaruan, yaitu
proses panjang yang meliputi suatu penemuan unsur baru serta jalannya unsur
baru dari diterima, dipelajari, dan akhirnya dipakai oleh sebagian besar warga
masyarakat.
Suatu penemuan baru, baik kebudayaan
rohaniah (imaterial) maupun jasmaniah (material) mempunyai pengaruh
bermacam-macam. Biasanya pengaruh itu mempunyai pola sebagai berikut.
1)
Suatu
penemuan baru menyebabkan perubahan dalam bidang tertentu, namun akibatnya
memancar ke bidang lainnya. Contohnya penemuanhandphone yang
menyebabkan perubahan di bidang komunikasi, interaksi sosial, status sosial,
dan lain-lain.
2) Suatu penemuan baru menyebabkan
perubahan yang menjalar dari satu lembaga ke lembaga yang lain. Contohnya
penemuan internet yang membawa akibat pada perubahan terhadap pengetahuan, pola
pikir, dan tindakan masyarakat.
3) Beberapa jenis penemuan baru dapat
mengakibatkan satu jenis perubahan. Contohnya penemuan internet, e-mail,
televisi, dan radio menyebabkan 4) Penemuan baru dalam hal kebudayaan rohaniah
(ideologi, kepercayaan, sistem hukum, dan sebagainya) berpengaruh terhadap
lembaga kemasyarakatan, adat istiadat, maupun pola perilaku sosial. Contohnya
pemahaman dan kesadaran akan nasionalisme oleh orangorang Indonesia yang
belajar di luar negeri pada awal abad ke-20, mendorong lahirnya gerakan-gerakan
yang menginginkan kemerdekaan politik dan lembaga-lembaga sosial baru yang bersifat
nasional.
c. Konflik dalam Masyarakat
Suatu konflik yang kemudian disadari
dapat memecahkan ikatan sosial biasanya akan diikuti dengan proses akomodasi
yang justru akan menguatkan ikatan sosial tersebut. Apabila demikian, maka
biasanya terbentuk keadaan yang berbeda dengan keadaan sebelum terjadi konflik.
Contohnya konflik antarteman di sekolah. Konflik dapat merubah kepribadian
orang-orang yang terlibat di dalamnya, misalnya jadi murung, pendiam, tidak mau
bergaul, dan lain-lain. Namun apabila orang-orang yang terlibat konflik sadar
akan hal itu, maka mereka akan berusaha untuk memperbaiki keadaan itu agar
lebih baik dari sebelumnya.
d. Pemberontakan (Revolusi) dalam Tubuh Masyarakat
Revolusi di Indonesia pada 17
Agustus 1945 mengubah struktur pemerintahan kolonial menjadi pemerintahan
nasional. Hal itu diikuti dengan berbagai perubahan mulai dari lembaga
keluarga, sistem sosial, sistem politik, sistem ekonomi, dan sebagainya.
2. Faktor Ekstern
Dengan melakukan interaksi sosial,
banyak pengaruhpengaruh dari luar masyarakat kita yang mendorong terjadinya
perubahan sosial. Faktor-faktor ekstern yang menyebabkan perubahan sosial
adalah sebagai berikut.
a. Faktor Alam yang Ada di Sekitar Masyarakat Berubah
Bagi manusia, alam mempunyai makna
yang sangat penting bagi kehidupannya. Misalnya alam mempunyai nilai estetika
yang mendorong manusia untuk cinta pada alam, alam sebagai sumber penyediaan
bahan-bahan makanan dan pakaian, serta alam menjadi sumber kesehatan,
keindahan, dan hiburan atau rekreasi.
Mengingat pentingnya alam bagi kehidupan
manusia, maka sudah seharusnyalah kita menjalin keserasian hubungan dengan alam
yang ada di sekitar kita agar tetap terjaga kelestariannya. Namun apa yang
terjadi? Tidak jarang tindakan manusia justru mengakibatkan munculnya kerusakan
alam. Misalnya tindakan manusia menebang hutan secara liar. Tindakan tersebut
dapat menimbulkan banjir dan tanah longsor pada musim penghujan karena
terjadinya pengikisan tanah oleh air hujan (erosi). Akibatnya banyak masyarakat
yang kehilangan tempat tinggal, keluarga, dan sarana umum lainnya.
b.
Peperangan
Peperangan yang terjadi antara
negara yang satu dengan negara yang lain dapat menyebabkan terjadinya perubahan
yang sangat mendasar, baik seluruh wujud budaya (sistem budaya, sistem sosial,
dan unsur-unsur budaya fisik) maupun seluruh unsur budaya (sistem pengetahuan,
teknologi, ekonomi, bahasa, kesenian, sistem religi, dan kemasyarakatan).
Perubahan-perubahan itu umumnya terjadi pada negara yang kalah perang karena
biasanya negara yang menang cenderung untuk memaksakan nilai-nilai, budaya,
cara-cara, dan lembaga kemasyarakatannya kepada negara tersebut.
c. Pengaruh
Kebudayaan Masyarakat Lain
Terjadinya pengaruh kebudayaan
masyarakat lain adalah sebagai berikut.
1)
Apabila terjadi hubungan primer, maka akan terjadi pengaruh timbal balik.
Di samping dipengaruhi, suatu masyarakat akan memengaruhi masyarakat lain.
2)
Apabila kontak kebudayaan terjadi melalui sarana komunikasi massa seperti
radio, televisi, majalah atau surat kabar. Dalam hal ini pengaruh kebudayaan
hanya terjadi sepihak, yaitu pengaruh dari masyarakat yang menguasai sarana
komunikasi massa tersebut.
3)
Apabila dua masyarakat yang mengalami kontak kebudayaan mempunyai taraf
kebudayaan yang sama, terkadang yang terjadi justru cultural animosity,
yaitu keadaan di mana dua masyarakat yang meskipun berkebudayaan berbeda dan
saling hidup berdampingan itu saling menolak pengaruh kebudayaan satu terhadap
yang lain. Biasanya terjadi antara dua masyarakat yang pada masa lalunya
mempunyai konflik fisik ataupun nonfisik.
4)
Apabila dua kebudayaan bertemu salah satunya mempunyai taraf yang lebih
tinggi, maka yang terjadi adalah proses imitasi (peniruan) unsur-unsur
kebudayaan masyarakat yang telah maju oleh kebudayaan yang masih rendah.
TEORI-TEORI PERUBAHAN SOSIAL
Kecenderungan terjadinya perubahan-perubahan sosial
merupakan gejala yang wajar yang timbul dari pergaulan hidup manusia di dalam
masyarakat. Perubahan-perubahan sosial akan terus berlangsung sepanjang masih
terjadi interaksi antarmanusia dan antarmasyarakat. Perubahan sosial terjadi
karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan
masyarakat, seperti perubahan dalam unsurunsur geografis, biologis, ekonomis,
dan kebudayaan. Perubahan-perubahan tersebut dilakukan untuk menyesuaikan
dengan perkembangan zaman yang dinamis. Adapun teori-teori yang menjelaskan
mengenai perubahan sosial adalah sebagai berikut.
1. Teori
Evolusi ( Evolution Theory )
Teori ini pada dasarnya berpijak pada perubahan yang
memerlukan proses yang cukup panjang. Dalam proses tersebut, terdapat beberapa
tahapan yang harus dilalui untuk mencapai perubahan yang diinginkan. Ada
bermacam-macam teori tentang evolusi. Teori tersebut digolongkan ke dalam
beberapa kategori, yaitu unilinear theories of evolution, universal
theories of evolution, dan multilined theories of evolution.
a.
Unilinear Theories of Evolution
Teori ini berpendapat bahwa manusia
dan masyarakat termasuk kebudayaannya akan mengalami perkembangan sesuai dengan
tahapan-tahapan tertentu dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks dan
akhirnya sempurna. Pelopor teori ini antara lain Auguste Comte dan Herbert
Spencer.
b.
Universal Theories of Evolution
Teori ini menyatakan bahwa
perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap.
Kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi tertentu. Menurut
Herbert Spencer, prinsip teori ini adalah bahwa masyarakat merupakan hasil
perkembangan dari kelompok homogen menjadi kelompok yang heterogen.
c.
Multilined Theories of Evolution
Teori ini lebih menekankan pada
penelitian terhadap tahaptahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat.
Misalnya mengadakan penelitian tentang perubahan sistem mata pencaharian dari
sistem berburu ke sistem pertanian menetap dengan menggunakan pemupukan dan
pengairan. Menurut Paul
B. Horton dan Chester L. Hunt, ada beberapa kelemahan dari
Teori Evolusi yang perlu mendapat perhatian, di antaranya adalah sebagai
berikut.
a. Data yang menunjang penentuan
tahapan-tahapan dalam masyarakat menjadi sebuah rangkaian tahapan seringkali
tidak cermat.
b. Urut-urutan dalam tahap-tahap
perkembangan tidak sepenuhnya tegas, karena ada beberapa kelompok masyarakat
yang mampu melampaui tahapan tertentu dan langsung menuju pada tahap
berikutnya, dengan kata lain melompati suatu tahapan. Sebaliknya, ada kelompok
masyarakat yang justru berjalan mundur, tidak maju seperti yang diinginkan oleh
teori ini.
c. Pandangan yang menyatakan bahwa
perubahan sosial akan berakhir pada puncaknya, ketika masyarakat telah mencapai
kesejahteraan dalam arti yang seluas-luasnya. Pandangan seperti ini perlu
ditinjau ulang, karena apabila perubahan memang merupakan sesuatu yang konstan,
ini berarti bahwa setiap urutan tahapan perubahan akan mencapai titik akhir.
d. Padahal perubahan merupakan sesuatu
yang bersifat terusmenerus sepanjang manusia melakukan interaksi dan
sosialisasi.
2. Teori
Konflik ( Conflict Theory )
Menurut pandangan teori ini, pertentangan atau konflik
bermula dari pertikaian kelas antara kelompok yang menguasai modal atau
pemerintahan dengan kelompok yang tertindas secara materiil, sehingga akan
mengarah pada perubahan sosial. Teori ini memiliki prinsip bahwa konflik sosial
dan perubahan sosial selalu melekat pada struktur masyarakat.
Teori ini menilai bahwa sesuatu yang konstan atau
tetap adalah konflik sosial, bukan perubahan sosial. Karena perubahan hanyalah
merupakan akibat dari adanya konflik tersebut. Karena konflik berlangsung
terus-menerus, maka perubahan juga akan mengikutinya. Dua tokoh yang
pemikirannya menjadi pedoman dalam Teori Konflik ini adalah Karl Marx dan Ralf
Dahrendorf.
Secara lebih rinci, pandangan Teori Konflik lebih
menitikberatkan pada hal berikut ini.
a. Setiap masyarakat terus-menerus berubah.
b. Setiap komponen masyarakat biasanya menunjang
perubahan masyarakat.
c. Setiap masyarakat biasanya berada dalam ketegangan
dan konflik.
d. Kestabilan sosial akan tergantung pada tekanan
terhadap golongan yang satu oleh golongan yang lainnya.
3. Teori Fungsionalis ( Functionalist Theory )
Konsep yang berkembang dari teori ini adalah cultural
lag (kesenjangan budaya). Konsep ini mendukung Teori Fungsionalis
untuk menjelaskan bahwa perubahan sosial tidak lepas dari hubungan antara
unsur-unsur kebudayaan dalam masyarakat. Menurut teori ini, beberapa unsur
kebudayaan bisa saja berubah dengan sangat cepat sementara unsur yang lainnya
tidak dapat mengikuti kecepatan perubahan unsur tersebut. Maka, yang terjadi
adalah ketertinggalan unsur yang berubah secara perlahan tersebut.
Ketertinggalan ini menyebabkan kesenjangan sosial atau cultural lag .
Para penganut Teori Fungsionalis lebih menerima
perubahan sosial sebagai sesuatu yang konstan dan tidak memerlukan penjelasan.
Perubahan dianggap sebagai suatu hal yang mengacaukan keseimbangan masyarakat.
Proses pengacauan ini berhenti pada saat perubahan itu telah diintegrasikan
dalam kebudayaan. Apabila perubahan itu ternyata bermanfaat, maka perubahan itu
bersifat fungsional dan akhirnya diterima oleh masyarakat, tetapi apabila
terbukti disfungsional atau tidak bermanfaat, perubahan akan ditolak. Tokoh
dari teori ini adalah William Ogburn.
Secara lebih ringkas, pandangan Teori Fungsionalis
adalah sebagai berikut.
a.
Setiap
masyarakat relatif bersifat stabil.
b. Setiap komponen masyarakat biasanya
menunjang kestabilan masyarakat.
c. Setiap masyarakat biasanya relatif
terintegrasi.
d. Kestabilan sosial sangat tergantung
pada kesepakatan bersama (konsensus) di kalangan anggota kelompok masyarakat.
4. Teori Siklis ( Cyclical Theory )
Teori ini mencoba melihat bahwa suatu perubahan sosial
itu tidak dapat dikendalikan sepenuhnya oleh siapapun dan oleh apapun. Karena
dalam setiap masyarakat terdapat perputaran atau siklus yang harus diikutinya.
Menurut teori ini kebangkitan dan kemunduran suatu kebudayaan atau kehidupan
sosial merupakan hal yang wajar dan tidak dapat dihindari.
Sementara itu, beberapa bentuk Teori Siklis adalah
sebagai berikut.
a. Teori Oswald Spengler (1880-1936)
Menurut teori ini, pertumbuhan manusia mengalami empat
tahapan, yaitu anak-anak, remaja, dewasa, dan tua. Pentahapan tersebut oleh
Spengler digunakan untuk menjelaskan perkembangan masyarakat, bahwa setiap
peradaban besar mengalami proses kelahiran, pertumbuhan, dan keruntuhan. Proses
siklus ini memakan waktu sekitar seribu tahun.
b. Teori Pitirim A. Sorokin (1889-1968)
Sorokin berpandangan bahwa semua peradaban besar
berada dalam siklus tiga sistem kebudayaan yang berputar tanpa akhir. Siklus
tiga sistem kebudayaan ini adalah kebudayaan ideasional, idealistis, dan
sensasi.
1) Kebudayaan ideasional, yaitu
kebudayaan yang didasari oleh nilai-nilai dan kepercayaan terhadap kekuatan
supranatural.
2) Kebudayaan idealistis, yaitu
kebudayaan di mana kepercayaan terhadap unsur adikodrati (supranatural) dan
rasionalitas yang berdasarkan fakta bergabung dalam menciptakan masyarakat
ideal.
3) Kebudayaan sensasi, yaitu kebudayaan
di mana sensasi merupakan tolok ukur dari kenyataan dan tujuan hidup.
c. Teori Arnold Toynbee (1889-1975)
Toynbee menilai bahwa peradaban besar berada dalam
siklus kelahiran, pertumbuhan, keruntuhan, dan akhirnya kematian. Beberapa
peradaban besar menurut Toynbee telah mengalami kepunahan kecuali peradaban
Barat, yang dewasa ini beralih menuju ke tahap kepunahannya.
PENGERTIAN
PERUBAHAN SOSIAL
Anda tentu selalu ingin mengalami
perubahan bukan? Ataukah anda merasa puas dengan kondisi yang ada
seperti saat ini? Perubahan sosial merupakan suatu perwujudan dinamika
kehidupan sosial. Maka, tentunya untuk mencapai dinamika kehidupan sosial itu,
masyarakat selalu mengalami perubahan.
Di tengah-tengah masyarakat,
kelompok-kelompok sosial yang ada bukanlah sesuatu yang statis atau tetap,
melainkan selalu mengalami perkembangan sesuai dengan perubahan yang diperlukan
oleh kelompok tersebut. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Auguste
Comte bahwa sosiologi pada dasarnya mempelajari masyarakat, baik yang
bersifat statis maupun dinamis. Perubahan diperlukan karena kelompok sosial
tersebut tidak cocok lagi dengan situasi dan kondisi yang ada pada saat itu. Mengapa terjadi perubahan? Pada
dasarnya manusia adalah makhluk dinamis. Manusia tidak pernah merasa puas atau
cukup dengan keadaan yang ada sekarang. Melalui interaksinya dengan manusia
lain serta alam sekitarnya, manusia menyadari dan menemukan sesuatu yang lain,
yang harus dilakukan untuk mengubah dan memperbarui hidupnya. Tentunya
disesuaikan dengan perkembangan pola pikir dan kemampuan yang dimilikinya.
Perubahan merupakan gejala sosial
yang dialami oleh setiap masyarakat. Masyarakat memiliki kecenderungan untuk
semakin maju dan berkembang, seiring dengan kemajuan pola pikir dan tingkat
kemampuannya. Kecenderungan ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut
ini.
1.
Rasa tidak puas terhadap keadaan dan situasi yang ada.
2.
Timbul keinginan untuk mengadakan perubahan.
3.
Sadar akan adanya kekurangan dalam kebudayaan sendiri sehingga berusaha
untuk menutupinya dengan mengadakan perbaikan.
4.
Adanya usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan,
dan kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.
5.
Banyaknya kesulitan yang dihadapi memungkinkan manusia berusaha untuk dapat
mengatasinya.
6.
Tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks dan adanya keinginan
untuk meningkatkan taraf hidup.
7.
Sikap terbuka dari masyarakat terhadap hal-hal yang baru, baik yang datang
dari dalam maupun dari luar masyarakat tersebut.
8.
Sistem pendidikan yang dapat memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia
untuk meraih masa depan yang lebih baik.
Perubahan dilakukan oleh manusia menuju ke sebuah
keadaan baru yang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Perubahan dimaksudkan
untuk meningkatkan taraf dan derajat kehidupannya, baik secara moral maupun
materiil. Apakah perubahan sosial itu? Berikut ini beberapa ahli sosiologi
mengungkapkan definisi perubahan sosial sesuai dengan sudut pandang mereka.
1.
Kingsley Davis.Perubahan sosial adalah
perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
2.
Robert Mac Iver.Perubahan sosial adalah perubahan
dalam hubungan sosial atau perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial.
3.
Samuel Koenig.Perubahan sosial menunjuk pada
modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.
4.
J.P. Gillin dan J.L. Gillin.Perubahan sosial adalah suatu
variasi dari cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan
kondisi geografis, kebudayaan materiil, komposisi penduduk, dan ideologi maupun
karena adanya difusi ataupun penemuanpenemuan baru dalam masyarakat.
5.
Hans Garth dan C. Wright Mills.Perubahan sosial adalah apapun yang
terjadi (baik itu kemunculan, perkembangan ataupun kemunduran), dalam kurun
waktu tertentu terhadap peran, lembaga, atau tatanan yang meliputi struktur
sosial.
MASYARAKAT
SEBAGAI SISTEM SOSIAL
Pada bagian-bagian terdahulu, kita sudah menyinggung
masyarakat. Sebenarnya, apakah yang dimaksud dengan masyarakat itu? Apakah
mereka membentuk sebuah sistem setelah mengadakan proses sosial atau interaksi
sosial? Mari kita pelajari dalam bab ini. Kamu tentu tidak asing lagi dengan
istilah masyarakat. Setiap hari kamu mendengar, mengucapkan, bahkan hidup atau
berkumpul dengan orang lain dalam masyarakat. Nah, sekarang kita akan belajar
mengenai kehidupan bermasyarakat.
1. Pengertian Masyarakat
Lingkungan tempat kita tinggal dan melakukan berbagai
aktivitas disebut dengan masyarakat. Apakah masyarakat hanya sebatas pada
pengertian itu? Tidak. Untuk memahami lebih jauh tentang pengertian masyarakat,
sebaiknya kita pahami beberapa definisi menurut pendapat para ahli sosiologi.
a. Emile Durkheim. Masyarakat adalah suatu kenyataan
objektif individuindividu yang merupakan anggota-anggotanya.
b. Karl Marx. Masyarakat adalah suatu struktur
yang menderita ketegangan organisasi ataupun perkembangan karena adanya pertentangan
antara kelompok-kelompok yang terpecah-pecah secara ekonomis.
c. Max Weber. Masyarakat adalah suatu struktur
atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang
dominan pada warganya.
d. Koentjaraningrat. Masyarakat adalah kesatuan hidup
dari makhluk-makhluk manusia yang terikat oleh suatu sistem adat istiadat
tertentu.
e. Mayor Polak. Masyarakat adalah wadah segenap
antarhubungan sosial yang terdiri dari banyak sekali kolektivitas serta
kelompok, dan tiap-tiap kelompok terdiri lagi atas kelompok-kelompok yang lebih
kecil (subkelompok).
f.
Roucek dan Warren. Masyarakat adalah sekelompok manusia
yang memiliki rasa dan kesadaran bersama, di mana mereka berdiam (bertempat
tinggal) dalam daerah yang sama yang sebagian besar atau seluruh warganya
memperlihatkan adanya adat istiadat serta aktivitas yang sama pula.
g. Paul B. Horton. Masyarakat adalah sekumpulan manusia
yang secara relatif mandiri, yang hidup bersama-sama cukup lama, yang mendiami
suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian
besar kegiatan dalam kelompok itu. Pada bagian lain Horton mengemukakan bahwa
masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang saling berhubungan satu dengan
yang lainnya.
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa masyarakat dapat dibedakan dalam pengertian natural dan
kultural sbb;.
a. Masyarakat dalam pengertian natural
adalah community yang ditandai oleh adanya persamaan tempat
tinggal ( the same geographic area ). Misalnya masyarakat
Sunda, masyarakat Jawa,
masyarakat Batak, dan sebagainya.
b. Masyarakat dalam pengertian kultural
adalah society yang keberadaannya tidak terikat oleh the
same geographic area, melainkan hasil dinamika kebudayaan peradaban
manusia. Misalnya masyarakat pelajar, masyarakat petani, dan sebagainya.
Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa ciri-ciri suatu masyarakat
pada umumnya adalah sebagai berikut.
a. Manusia yang hidup bersama,
sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang.
b. Bercampur atau bergaul dalam waktu
yang cukup lama. Berkumpulnya manusia akan menimbulkan manusiamanusia baru.
Sebagai akibat hidup bersama itu, timbul sistem komunikasi dan
peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antarmanusia.
c. Sadar bahwa mereka merupakan
satu-kesatuan.
d. Merupakan suatu sistem hidup
bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa
dirinya terikat satu dengan lainnya.
2. Masyarakat sebagai Suatu Sistem
Sebagai suatu sistem,
individu-individu yang terdapat di dalam masyarakat saling berhubungan atau
berinteraksi satu sama lain, misalnya dengan melakukan kerja sama guna memenuhi
kebutuhan hidup masing-masing.
a. Sistem Sosial
Sistem adalah bagian-bagian yang
saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya, sehingga dapat berfungsi
melakukan suatu kerja untuk tujuan tertentu. Sistem sosial itu sendiri adalah
suatu sistem yang terdiri dari elemenelemen sosial. Elemen tersebut terdiri
atas tindakan-tindakan sosial yang dilakukan individu-individu yang
berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dalam sistem sosial terdapat individu-individu
yang berinteraksi dan bersosialisasi sehingga tercipta hubungan-hubungan
sosial. Keseluruhan hubungan sosial tersebut membentuk struktur sosial dalam
kelompok maupun masyarakat yang akhirnya akan menentukan corak masyarakat
tersebut.
b. Struktur Sosial
Struktur sosial mencakup susunan
status dan peran yang terdapat di dalam satuan sosial, ditambah nilai-nilai dan
norma-norma yang mengatur interaksi antarstatus dan antarperan sosial. Di dalam
struktur sosial terdapat unsurunsur sosial yang pokok, seperti kaidah-kaidah
sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial, dan lapisan-lapisan
sosial. Bagaimana sebetulnya unsur-unsur sosial itu terbentuk, berkembang, dan
dipelajari oleh individu dalam masyarakat? Melalui proses-proses sosial semua
itu dapat dilakukan. Proses sosial itu sendiri merupakan hubungan timbal balik
antara bidang-bidang kehidupan dalam masyarakat dengan memahami dan mematuhi
norma-norma yang berlaku.
c. Masyarakat sebagai Suatu Sistem
Apabila kita mengikuti pengertian
masyarakat baik secara natural maupun kultural, maka akan tampak bahwa
keberadaan kedua masyarakat itu merupakan satu-kesatuan. Dengan demikian, kita
akan tahu bahwa unsur-unsur yang ada di dalam masyarakat yang masing-masing
saling bergantung merupakan satu-kesatuan fungsi. Adanya mekanisme yang saling
bergantung, saling fungsional, saling mendukung antara berbagai unsur dan tidak
bisa dipisahkan satu sama lain itulah yang kita sebut sebagai sistem.
Masyarakat sebagai suatu sistem
selalu mengalami dinamika yang mengikuti hukum sebab akibat (kausal). Apabila
ada perubahan pada salah satu unsur atau aspek, maka unsur yang lain akan
menerima konsekuensi atau akibatnya, baik yang positif maupun yang negatif.
Oleh karena itu, sosiologi melihat masyarakat atau perubahan masyarakat selalu
dalam kerangka sistemik, artinya perubahan yang terjadi di salah satu aspek
akan memengaruhi faktor-faktor lain secara menyeluruh dan berjenjang.
Menurut Charles P. Loomis, masyarakat
sebagai suatu sistem sosial harus terdiri atas sembilan unsur berikut ini.
1) Kepercayaan dan Pengetahuan
Unsur ini merupakan unsur yang paling penting dalam
sistem sosial, karena perilaku anggota dalam masyarakat sangat dipengaruhi oleh
apa yang mereka yakini dan apa yang mereka ketahui tentang kebenaran, sistem
religi, dan cara-cara penyembahan kepada sang pencipta alam semesta.
2) Perasaan
Unsur ini merupakan keadaan jiwa
manusia yang berkenaan dengan situasi alam sekitarnya, termasuk di dalamnya
sesama manusia. Perasaan terbentuk melalui hubungan yang menghasilkan situasi
kejiwaan tertentu yang sampai pada tingkat tertentu harus dikuasai agar tidak
terjadi ketegangan jiwa yang berlebihan.
3) Tujuan
Manusia sebagai makhluk sosial dalam
setiap tindakannya mempunyai tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Tujuan adalah
hasil akhir atas suatu tindakan dan perilaku seseorang yang harus dicapai, baik
melalui perubahan maupun dengan cara mempertahankan keadaan yang sudah ada.
4) Kedudukan (Status) dan Peran ( Role )
Kedudukan (status) adalah posisi
seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang lain, dalam
arti lingkungan pergaulan, prestasi, hak, serta kewajibannya. Kedudukan
menentukan peran atau apa yang harus diperbuatnya bagi masyarakat sesuai dengan
status yang dimilikinya. Jadi peran ( role ) merupakan
pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sehubungan dengan status yang melekat
padanya. Contohnya seorang guru (status) mempunyai peranan untuk membimbing,
mengarahkan, dan memberikan atau menyampaikan materi pelajaran kepada
siswa-siswanya.
5) Kaidah atau Norma
Norma adalah pedoman tentang
perilaku yang diharapkan atau pantas menurut kelompok atau masyarakat atau
biasa disebut dengan peraturan sosial. Norma sosial merupakan patokan-patokan
tingkah laku yang diwajibkan atau dibenarkan dalam situasi-situasi tertentu dan
merupakan unsur paling penting untuk meramalkan tindakan manusia dalam sistem
sosial. Norma sosial dipelajari dan dikembangkan melalui sosialisasi, sehingga
menjadi pranata-pranata sosial yang menyusun sistem itu sendiri.
6) Tingkat atau Pangkat
Pangkat berkaitan dengan posisi atau
kedudukan seseorang dalam masyarakat. Seseorang dengan pangkat tertentu berarti
mempunyai proporsi hak-hak dan kewajiban-kewajiban tertentu pula. Pangkat
diperoleh setelah melalui penilaian terhadap perilaku seseorang yang menyangkut
pendidikan, pengalaman, keahlian, pengabdian, kesungguhan, dan ketulusan
perbuatan yang dilakukannya.
7) Kekuasaan
Kekuasaan adalah setiap kemampuan
untuk memengaruhi pihak-pihak lain. Apabila seseorang diakui oleh masyarakat
sekitarnya, maka itulah yang disebut dengan kekuasaan.
8)
Sanksi
Sanksi adalah suatu bentuk imbalan
atau balasan yang diberikan kepada seseorang atas perilakunya. Sanksi dapat
berupa hadiah ( reward ) dan dapat pula berupa hukuman ( punishment ).
Sanksi diberikan atau ditetapkan oleh masyarakat untuk menjaga tingkah laku
anggotanya agar sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
9) Fasilitas (Sarana)
Fasilitas adalah semua bentuk cara,
jalan, metode, dan benda-benda yang digunakan manusia untuk menciptakan tujuan
sistem sosial itu sendiri. Dengan demikian fasilitas di sini sama dengan sumber
daya material atau kebendaan maupun sumber daya imaterial yang berupa ide atau
gagasan.
Jelaskan dan uraikan hukum dengan lembaga sosial dan perubahan sosial
BalasHapusbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan yang dibentuk atau dipelihara Agen Sosial Dalam Kelembagaan Poker
BalasHapusTerimakasih artikelnya sangat bermanfaat. Perkenalkan nama saya Ronal Leonardo dari ISB Atma Luhur
BalasHapusTerimakasih artikelnya sangat bermanfaat. Perkenalkan nama saya Adhitya Pratama dari ISB Atma Luhur
BalasHapusTerimakasih ya kak artikelnya sangat membantu
BalasHapusPerkenalkan Saya Shafira Nurullita dari ISB Atmaluhur
Terimakasih kak artikelnya sangat bermanfaat sekali,,semoga selalu sukses kedepannya kak
BalasHapusPerkenalkan kak nama saya M.Rizki Yulisman dari ISB Atmaluhur