Yth Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat
Yth Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota (yang mewakilinya)
Yth Ketua KKG/MGMP Pendidikan Agama : Islam, Katolik Protestan, Hindu
dan Budha
Yth Komisioner Dewan Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat
Yth Para Nara Sumber Focus Group Discussion (FGD)
Yth Para Stakeholder Pendidikan, hadirin-hadirat para undangan sekalian yang saya muliakan
Selamat Pagi dan Salam Sejahtera.
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena hanya dengan izin dan perkenan-Nya jualah kita dapat berkumpul bersama di ruang rapat Dewan Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat ini dalam rangka mengikuti “Focus Group Discussion (FGD) yang bertemakan : “Penguatan Nilai Pendidikan Karakter Melalui Pendidikan Agama” yang diselenggarakan oleh Dewan Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat”. Kegiatan “Focus Group Discussion” (FGD) ini bertujuan untuk meningkatkan pengembangan wawasan guru tentang Pendidikan Karakter pada umumnya dan guru Pendidikan Agama pada khususnya.
Bapak/Ibu/Hadirin sekalian peserta “Focus Group Discussion” yang saya hormati!
Pendidikan Karakter menjadi isu yang sangat “Hangat” sejak dicanangkan oleh Pemerintah Presiden SBY dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2010 lalu. Mengingat kerusakan moral bukan hanya terjadi dikalangan birokrasi Pemerintahan dan kalangan penegak hukum, melainkan juga sudah meracuni masyarakat. Pelanggaran moral menyebar di berbagai lapisan masyarakat, termasuk dalam Institusi Pendidikan. Mulai dari kasus penyalahgunaan dana BOS, jual beli sertifikat, penipuan Ques Telepon, hingga kasus sontek massal.
Salah satu penyebab terjadinya kemunduran moral bangsa tersebut adalah karena lemahnya Pendidikan Karakter. Pendidikan Karakter sesungguhnya dapat memperbaiki dan mencegah kondisi-kondisi seperti yang disebutkan di atas. Sesungguhnya sejak tahun 2010, Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan Nasional mencanangkan penerapan Pendidikan Karakter bagi semua tingkat pendidikan,baik sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Program ini dicanangkan bukan tanpa alasan. Sebab, selama ini, dunia pendidikan dinilai kurang berhasil dalam mengantarkan generasi bangsa menjadi pribadi-pribadi yang bermartabat. Dunia pendidikan dinilai hanya mampu melahirkan lulusan-lulusan manusia dengan tingkat intelek-tualitas yang memadai. Banyak dari lulusan sekolah yang memiliki nilai tinggi (itu pun terkadang sebagian nilai diperoleh dengan cara tidak murni), berotak cerdas, brilian, serta mampu menyelesaikan berbagai soal mata pelajaran dengan sangat tepat. Sayangnya, tidak sedikit pula di antara mereka yang cerdas itu justru tidak memiliki perilaku cerdas dan sikap yang brilian, serta kurang mempunyai mental kepribadian yang baik, sebagaimana nilai akademik yang telah mereka raih di bangku-bangku sekolah ataupun kuliah.
Fenomena tersebut jelas menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi banyak kalangan. Apa jadinya jika negeri ini memiliki banyak orang cerdas, namun ternyata mental dan perilaku mereka sama sekali tidak cerdas? Bahkan, tidak ada korelasi antara tingginya nilai yang diperoleh di bangku pendidikan dengan perilaku mereka di tengah-tengah masyarakat. Akibatnya, muncullah sosok-sosok orang pandai yang memperalat orang bodoh atau orang pandai yang menindas orang lemah. Padahal, pada hakikatnya, pendidikan dilaksanakan bukan sekadar untuk mengejar nilai-nilai, melainkan memberikan pengarahan kepada setiap orang agar dapat bertindak dan bersikap benar sesuai dengan kaidah-kaidah dan spirit keilmuan yang dipelajari.
Tercapainya prinsip tersebut tentunya sangat berhubungan erat dengan tugas guru sebagai tenaga pendidik. Seorang guru umumnya dan guru agama khususnya harus benar-benar mampu memberikan penjelasan mengenai tujuan pendidikan dan cara bersikap yang semestinya. Sebab, mendidik adalah kegiatan memberi pengajaran kepada peserta didik, membuatnya mampu memahami sesuatu, dan dengan pemahaman yang dimilikinya, ia dapat mengembangkan potensi dirinya dengan menerapkan sesuatu yang telah dipelajarinya.
Apa dan bagaimana sebenarnya peran Pendidikan Karakter tersebut? Semunya dikupas tuntas dalam “Focus Group Discussion” ini bersama nara sumber kita yang terpercaya dan berkompetensi di bidangnya.
Jika kita kilas baiik kebelakang, dalam konteks kenegaraan, sesungguhnya ada tiga Tujuan Pendidikan. Ketiga tujuan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 1989, Pendidikan bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan berbangsa.
2. Dalam TAP MPR No. II/MPR/1993 disebutkan bahwa pendidikan bertujuan meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja profesional, serta sehat jasmani dan rohani.
3. TAP MPR No. 4/MPR/1975 menyatakan bahwa Tujuan Pendidikan adalah membangun di bidang pendidikan yang didasarkan atas falsafah Negara Pancasila dan diarahkan untuk membentuk manusia-manusia pembangun yang ber-Pancasila sekaligus membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohani, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, bisa menyuburkan sikap demokratis dan penuh tenggang rasa, mampu mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, serta mencintai bangsa dan sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam UUD 1945 Bab II (Pasal 2, 3, dan 4).
Kepada Narasumber, dan semua peserta “Focus Group Discussion” yang telah bersedia hadir memenuhi undangan Dewan Pendidikan ini kami haturkan Terima Kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.
Atas nama Dewan Pendidikan, saya selaku Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat mengucapkan selamat mengikuti “Focus Group Discussion” ini dengan harapan mampu melahirkan solusi guna mengatasi masalah kebermoralan bangsa yang terjadi selama ini. Solusi yang akan dilahirkan oleh peserta seminar tersebut ibarat setetes air bagi pengembara di padang pasir yang luas dan merupakan obat mujarab guna meningkatkan keberartian Pendidikan Karakter dan kebermoralan bangsa.
Atas segenap perhatiannya saya haturkan banyak terimakasih. Selamat Pagi
Pontianak, 23 Nopember 2011
Dewan Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat
Prof Dr Hamid Darmadi, M.Pd
Ketua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar