A. Masalah dalam penelitian kualitatif
Setiap penelitian baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif selalu berangkat dari masalah. Namun terdapat perbedaan yang mendasar antara “masalah “ dalam penelitian kualitatif “masalah “ yang akan di pecahkan melalui penelitian harus jelas, spestik, yang di bawa oleh peneliti masih remang-remang, bahkan gelap kompleks dan dinamis. Oleh karena itu, “masalah “ dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara. Tentative dan akan berkembang atau berganti setelah peneliti berada di lapangan.
Dalam penelitian kualitatif, akan terjadi tiga kemungkinan terhadap “masalah “ yang di bawa oleh peneliti dalam penelitian. Yang pertama masalah yang di bawa oleh peneliti tetap, sehingga sejak awal sanpai akhir penelitian sama. Yang kedua “masalah” yang di bawa peneliti setelah memesuki penelitian berkembang yaitu memperluas atau memperdalam masalah yang telah di siapkan. Dengan demikian tidak terlalu banyak perubahan, sehingga judul penelitian cukup di sempurnakan. Yang ketiga sehingga harus di “ganti” masalah. Dengan denikian judul proposal dengan judul penelitian tidak sama dengan judulnya dig anti. Dalam institusi tertentu, judul yang diganti ini sering mengalami kesulitas administrasi. Oleh karena itu institusi yang menangani penelitian kualitatif, harus mau dan mampu menyesuaikan dengan karakteristik masalah kualitatif ini.
Peneliti kualitatif yang merubah masalah atau ganti judul penelitiannya setelah memasuki lapangan penelitian atau setelah selesai,merupakan peneliti kualitatif yang lebih baik, karena ia di pandang mampu melepaskan apa yang telah di pikirkan sebelumnya, dan selanjudnya mampu melihat fenomena secara lebih luas dan mendalam sesuai dengan apa yang terjadi dan berkembang pada situasi social yang di teliti. Kemungkinan masalah sebelum dan sesudah ke lapangan dalam penelitian kualitatif dapat di gambarkan sebagai berikut:
Terdapat perbedaan antara masalah dan rumusan masalah. Seperti telah di kemukakan bahwa, masalah adalah merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi. Sedangkan rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang di susun di dasarkan masalah yang harus di carikan jawabannya melalui pengumpulan data. Dalam usulan penelitian, sebaiknya masalah tersebut perlu di tunjukan dengan data. Misalnyy ada masalah tentang kualitas SDM yang masih rendah, maka perlu di tunjukan data kualitas SDM tersebut, melelui Human Developmen Index misalnya. Masalah kemiskinan perlu di tunjukan data tentang jumkah penduduk yang miskin, masalah korupsi perlu di tunjukan jumlah koruptor,dsb.
Data tentang masalah bias berasal dari dokumentasi hasil penelitian, pengawasan, evaluasi, pengamatan pendahuluan, dan pertanyaan orang-orang yang patut di percaya.
B Fokus Penelitian
Salah satu asumsi tentang gejala dalam penelitian kuantitatif adalah bahwa gejala dari suatu objek itu sifat tunggaldan parsial. Dengan demikian berdasarkan gejala tersebut peneliti kuantitatif dapat menemukan variable-variabel yang akan di teliti. Dalam pandangan penelitian kualitatif, gejala itu bersifat holistic ( Mnyeluruh tidak dapat di pisah-pisahkan ), sehingga peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan fariabel penelitian , tetapi keseluruhan situasi social yang di teliti yang meliputi aspek tempat (plase), peleku (actor) dan aktivitas (activity) tang berinteraksi secara sinergis.
Karena terlalu luasnya masalah, maka dalam rangka penelitian kuantitatif, peneliti akan membatasi penelitian dalam satu atau lebih variable. Dengan demikien dalam penelitian kuantitatif ada yang di sebut batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian kualitatif di sebut dengan focus, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum. Batasan masalah dan focus dapat di gambarkan seperti gambar 10.1 a dan 10.1 b berikut.
Pembatasan dalam penelitian kualitatif lebih di dasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi feabilitas masalah yang akan di pecahkan selain juga factor keterbarasan tenaga , dana dan waktu. Suatu masalah di katakana penting apabila masalah tersebut tidak di pecahkan mekalui penelitian, maka akan semakin menimbulkan masalah baru. Masalah dikatakan urgen (mendesak) apabila masalah tersebut tidak segera di pecahkan melelui penelitian, maka akan semakin kehilangan berbagai kesempatan untuk mengatasi. Masalah dikatakan fasible apabila terdapat berbagai sumber daya untuk memecahkan masalah tersebut. Untuk menilai masalah tersebut penting, urgen, dan feasible,maka perlu dilakukan melalui analisa masalah.
Dalam mempertajam penelitian, peneliti kualitatif menentapkan focus. Spradley menyatakan bahwa “A focused refer to single cultural domain or a few related dominains” maksudnya adalah bahwa, focus itu merupakan domain yang terkait dari situasi social. Dalam pemelitian kualitatif, penentuan focus dalam proposal lebih di dasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan di peroleh dari situasi social (lapangan).
Kebaruan informasi itu bias berupa upaya untuk memahami secara lebih luas dan mendalam tentang situasi social, tetapi juga ada keinginan untuk menghasilkan hipotesis atau ilmu baru dari situasi social yang di teliti. Fokus yang sebenarnya dalam penelitian kualitatif di peroleh setelah peneliti melakukan grand tour observation dan grand tour question atau yang di sebut dengan penjelajahan umun. Dari penjelajahan umum ini peneliti akan memperoleh gambaran umum menyeluruh yang masih pada tahap permukaan tentang situasi social. Untuk dapat memehami secarah lebih luas dan mendalam, Maka di perlukan pemilihan fokus penelitian.
Spladley dalam sanapiah faisal (1988) mengemukakan empat alternative untuk menetapkan fokus yaitu :
1. Menetapkan fokus pada permasalahan yang di sarankan oleh informal
2. Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing domain
3. Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek
4. Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang telah ada
C . Bentuk Rumusan Masalah
Berdasarkan level of explanation , suatu gejala, maka secara umum terdapat tiga bentuk rumusan masalah, yaitu rumusan masalah deskriptif, komparatif dan assosiatif.
1.Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk mengekslorasi dan atau memotret situasi social yang akan di teliti secara menyeluruh, luas dan mendalam.
2.Rumusan masalah komperatif adalah rumusan masalah yang memandu peneliti untuk membandingkan antara konteks social atau domain satu di bandingkan dengan yang lain.
3.Rumusan masalah assosiatif atau hubungan adalah rumusan masalah yang memandu peneliti untuk mengkonstruksi hubungan antara situasi social atau domain satu dengan yang lainnya. Rumusan masalah assosiatif di bagi menjadi tiga yaitu, hubungan simetris, kausal dan reciprocal atau interaktif. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Selanjutnya hubungan reciprocal adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Dalam penelitian kualitatif hubungan yang di amati atau di temukan adalah hubungan yang bersifat reciprocal atau interaktif.
Dalam penelitian kuantitatif, ketiga rumusan masalah tersebut terkait dengan variable penelitian, sehingga rumusan masalah peneleti sangat spesifik, dan akan digunakan sebagai panduan bagi peneliti untuk menentukan landasan teori, hipotesis, insrumen, dan teknik analisis data.
Dalam peneleti kualitatif seperti yang teleh di kemukakan, rumusan masalah yang merupakan fokus penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti masuk lapangan atau situasi social tertantu. Namun demikian setiap peneliti baik peneliti kuantitatif mau pun kualitatif harus membuat rumusan masakah. Pertanyaan penelitian kualitatif di rumuskan dengan maksud untuk memahami gejala yang kompleks dalam kaitannya dengan aspek-aspek lain (in context). Peneliti yang meggunakan pendekatan kualitatif, pada tahap awal penelitiannya. Ia akan mengembqangkan fokus penelitian sambil mengumpulkan data. Proses seperti ini di sebut “emergent desingn” (Loncoln dan Guba, 1985:102).
Dalam penelitian kualitatif, pertanyaan penelitian tidak di rumuskan atas dasar definisi operasional penelitian tidak di rumuskan atas dasar definisi operasional dari suatu variable penelitian. Pertanyaan penelitian kualitatif di rumuskan dengan maksud untuk memahami gejala yang kompleks, intiraksi social yang terjadi, dan kemungkinan di temukan hipotesis atau teori baru.
Berikut ini di berikan contoh rumusan masalah dalam proposal penelitian kualitatif tentang suatu peristiwa.
1. Apakah peristiwa yang terjadi dalam situasi social atau setting tertentu?
(Rumusan masalah deskriptif)
2. Apakah makna peristiwa itu bagi orang-orang yang ada pada setting itu?
(rumusan masalah deskriptif)
3. Apakah peristiwa itu di organisir dalam pola-pola organisasi social tertentu(rumusan masalah assosiatif/hubungan yang akan menemukan pola organisasi dari suatu kejadian )
4. Apakah peristiwa itu di hubungkan dengan peristiwa lain dalam situasi social yang sama atau situasi social yang lain (rumusan masalah assosiatif)
5. Apakah peristiwa itusama atau berbeda dengan peristuwa lain (rumusan masalah komperatif)
6. Apakah peristiwa itu merupakan peristiwa yang baru, yang belum ada sebelumnya?
Contoh 2 Rumusan masalah tentang kemiskinan
1.Bagaimanakah gambaran rakyat miskin di situasi social atau setting tertentu?(rumusan masalah deskriptif)
2.Apakah makna miskin bagi mereka yang berada dalam situasi dalam social tersebut?(rumusan masalah deskriptif)
3.Bagaimana upaya masyarakat tersebut dalam mengatasi kebutuhan sehari-hari?
4.Bagaimanakah pola terbentuknya mereka menjadi miskin ?(rumusan masalah assosiatif reciprocal)
5.Apakah pola terbentuknya kemiskinan antara satu keluarga dengan yang lain berbeda (masalah komperatif)
6.Apakah pola baru yang menyebabkan rakyat menjadi miskin?
Contoh tiga Rumusan masalah tentang manajemen
1.Apakah pemahaman orang-orang yang ada dalam organisasi itu tentang arti dan makna manajemen (masalah deskriptif)
2.Bagaimana iklim kerja atau suasana kerja pada kerja pada organisasi tersebut? (masalah deskriptif)
3.Bagaimana pola perencanaan yang di gunakan dalam organisasi itu, baik perencanaan strategis maupun taktis/tahunan (masalah deskriptif)
4.Bagaimanakah model penempatan orang-orang yang menduduki posisi dalam organisasi itu (masalah deskriptif)
5.Bagaimanakah model koordinasi, kepemimpinan , dan supervise yang di jalankan dalam organisasi itu? (masalah assosaiatif)
6.Bagaimanakah pola penyusunan anggaran pendapatan dan belanja organisasi itu? (masalah assosiatif)
7.Bagaimanakah pola pengawasan dan pengendalian yang dilakukan dalam organisasi tersebut ? (masalah deskriptif)
8.Apakah kinerja organisasi tersebut berbeda dengan organisasi lain tang sejenis (masalah komperetif)
D .Judul Penelitian Kualitatif
Judul dalam penelitian kualitatif pada umumnya di susun berdasarkan masalah yang telah ditetapkan.Dengan demikian judul penelitiannya harus sudah spesifik dan mencerminkan permasalahan dan variabel yang akan di teliti, judul penelitian kuantitatif digunakan sebagai pegangan peneliti untuk menetapkan variabel yang akan di teliti, teori yang di gunakan, instrument penelitian yang dikembangkan, teknik analisis data, serta kesimpulan.
Dalam penelitian kualitatif, karena masalahyang dibawa oleh peneliti masih bersifat sementara , dan bersifat (Menyeluruh),maka judul dalam penelitian kualitatif yang di rumuskan dal;am proposal juga masih bersifat sementara,dan akan berkembang setelah memasuki lapangan. Judul laporan penelitian kualitatif yang baik justru berubah, atau mungkin dig anti. Judul penelitian kualitatif yang tidak berubah, berati peneliti belum mampu menjelajah secara mendalam terhadap situasi social yang di telitih sehingga belum mampu mengembangkan pemahaman yang luas dan mendalam terhadap situasi social yang di teliti (situasi social= obyek yang di teliti)
Judul penelitian kualitatif tentu saja tidak harus mencerminkan permasalahan dan variabel yang di teliti, tetapi lebih pada usaha untuk mengungkapkan fenomena dalam situasi social secara luas dan mendalam,serta mengemukakan hipotesis dan teoti. Berikut ini di berikan beberapa contoh judul penelitian kualitatif.
1.Mengembangkan model Perencanaan yang efektif, di eropa otonomi Daerah
2.Organisasi Pemerintahan yang Efektif dan Efesien pada Era Otonomi Daerah.
3.Membangun Iklim Kerja yang Kondusif.
4.Pengembangan Kepemimpinan Berbasis Budaya.
5.Pengembangan Sistem Pengawasan Efektif
6.Makna Menjadi Pegawai Negri Sipil bagi Masyarakat
7.Makna Pembangunan Bagi Masyarakat Miskin
8.Pngembangan Body language yang menarik Bagi Konsumen Masyarakat Yogyakarta
9.Strategi Hidup Masyarakat yang Tanah dan Rumahnya Tergusur
10.Manajemen keluarga Petani dalam Menyekolahkan Anak-anaknya
11.Model Belajar anak yang berprestasi
12.Profil Guru yang Efektif Mendidik Anak
13Makna Upacara-upacara Tradisional Bagi Masyarakat Tertentu
14.Pola Perkembangan Karir bagi Orang-orang Sukses
15.Makna Gotongroyong Bgi Masyarakat Modern
16.Mengapa SDM masyarakat Indonesia Tidak Berkualitas?
17.Mengapa Korupsi sulit Diberantas di Indonesia?
18.Menelusuri Pola Supply and Demand Narkoba
19.Makna Sakit Bagi Pasien
20.Pola Manajemen Pedagang yang Di duga punya’Pesugihan”
21.Pengembangan Model Pendidikan Berbasis Produksi
22.Mengapa Para Pemimpin Indonesia Gagal Membangun Bangsa
23.Mengadili Koruptir dengan Pendekatan Ilmiah
24.Kesejahteraan Menurut Orang Miskin
25.Model Pengembangan SDM Bngsa dalan Upaya Mencapai Keunggulan Komperatif
E. Teori dalam penelitian Kualitatif
Semua penelitian bersifat ilmiah,oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teoti. Dalam penelitian kuantitatif, teori yang di gunakan harus sudah jelas, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesi, dan sebagai referensi untuk menyusun instrument penelitian. Oleh karena itu apa yang akan dipakai.
Dalam penelitian kualitatif, karena permasalahan yang dibawa oleh peneliti masih bersifat sementara, maka teori yang digunakan dalam penyusunan proposal peneliti kualitatif juga masih bersifat sementara,dan akan berkembang setelah peneliti mamasuki lapangan atau konteks social. Dalam kaitannya dengan teori, kalau dalam penelitian kualitatif itu bersifat menguji hipotesis atau teori,sedangkan dalam penelitian kualitatif bersifat menemukan teori.
Dalam penelitian kuantitatif jumlah teori yang digunakan sesuai dengan jumlah variabel yang diteliti, sedangkan dalam penelitian kualitatif yang bersifat holistik,jumlah teori yang harus dimiliki oleh penelitian kualitatif jauh lebih banyak karena harus disesuaikan dengan fenomena yang berkembang di lapangan. Penelitian kualitatif akan lebih profesional kalau menguasai semua teori sehingga wawasannya akan manjadi lebih luas,dan dapat menjadi instrument penelitian yang baik.teori bagi penelitian kualitatif akan berfungsi sebangai bekal untuk bias memahami konteks sosial secara lebih luas dan mendalam. Walaupun peneliti kulitatif dituntu untuk mengguasai teori yang luas dan mendalam , namun dalam menglaksanakan penelitian kualitatif, peneliti kualitatif harus mampu melaksanakan teori yang di miliki tersebut dan tidak digunakan sebagai panduan untuk wawancara, dan observasi. Peneliti kualitatif di tuntut dapat menggali data berdasarkan apa yang diucapkan, dipasakan, dilakukan oleh partisipan atau sumber data. Peneliti kualitatif harus bersifat “ perspektif emic” artinya memperoleh data bukan “sebagaimana seharusnya”,bukan berdasarkan,apa yang terjadi dilapangan, yang di alami, di rasakan,dan difikirkan oleh partisipan/sumber data.
Oleh karena itu peneliti kualitatif harus berbekal teori yang luas sehingga mampu menjadi “human instrument “ yang baik. Dalam hal ini Bong and Gall 1988 menyatakan bahwa “Qualitative research is much more difficult to do well than quantitative research because the data collected are usually subjective and the main measurement tool for collcted data is the investigator himself” .Peneliti kualitatif lebih sulit bili dibandingkan dengan penelitian kualitatif, karena data yang terkumpul bersifat subjektif dan instrument sebagai alat pengumpul data adalah peneliti itu sendiri.
Untuk dapat menjadi instrument penelitianyang baik, peneliti kualitatif di tuntut untuk memiliki wawsan teoritis maupun wawasan yang trkait dengan konteks sosial yang di teliti yang berupa niai,budaya,keyakinan,hokum,adat istiadatyang terjadi dan berkembang pada konteks sosial tersebut. Bili peneliti tidak memiliki wawasan yang luas ,maka peneliti akan sulit membuka pertanyaan kepada sumber data, sulit memehami apa yang terjadi, tidak akan dapat melakukan analisis secara induktif terhadap data yang di peroleh. Sebagai contoh seseorang peneliti bidang kesehatan saja akan mengalami kesulitan. Demikian juga peneliti yang berlatar belakang pendidikan, akan sulut untuk bertanya dan memahami bidang antropologi.
Peneliti kualitatif di tuntut mampu mengorganisasikan semua teori yang di baca. Landasan teori yang di tuliskan dalam proposal penelitian lebih berfungsi untuk menunjukan seberapa jauh peneliti walaupun masih permasalahan tersebut bersifat sementara itu. Oleh karena itu landasan teori yang di kemukakan tidak merupakan harga mati, tetapi bersifat sementara. Peneliti kualitatif setuju di tuntut untuk melakukan grounded research, yaitu menemukan teori berdasarkan data yang di peroleh di lapangan atau situasi sosial
Awalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'
BalasHapusSangat membantu
Hapus